Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersama Arkeolog WNA, Produktif Bersama

24 Januari 2021   19:52 Diperbarui: 24 Januari 2021   23:37 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemugaran Candi Siwa (Dok. Oudheidkundige Dienst . 1920). Sumber : BPCB Jawa Tengah (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Konstribusi utama dari hasil kerjasama penelitian arkeologi itu antara lain mengungkap jejak-jejak peradaban kuno, yang sebelumnya tidak pernah ditemukan. Dampak kerjasama itu sendiri bagi para arkeolog Indonesia adalah semakin produktifnya temuan-temuan terbaru arkeologi dan juga publikasi ilmiahnya. 

Selain Puslit Arkenas, beberapa Balai Arkeologi se Indonesia, pada umumnya juga melakukan kerjasama penelitian arkeologi, walaupun tetap di bawah naungan Puslit Arkenas. 

Diantara yang paling populer dan spektakuler adalah penemuan Lukisan Cadas tertua berumur 45.000 ribu tahun, yang dihasilkan atas kerjasama penelitian arkeolog Australia Adam Brum, dengan Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan dan Puslit Arkenas.

Untuk lebih lengkapnya, silakan baca berita "Lukisan Gua Tertua di Dunia di Sulawesi Berusia 45 Ribu Tahun" (CNN Indonesia) atau baca pula berita "Arkeolog Temukan Gambar Cadas Tertua di Dunia di Karst Maros-Pangkep" (Kompas). 

Perkembangan dunia riset arkeologi di Indonesia, semakin berkembang salah satunya karena adanya kerjasama penelitian arkeologi bersama WNA yang berprofesi arkeologi yang bekerja atau melakukan penelitian di Indonesia. 

Dengan demikian, di mata para arkeolog Indonesia, WNA arkeolog menjadi mitra strategis dalam pengembangan penelitian arkeologi di Indonesia. Bersama WNA arkeolog, para peneliti arkeologi Indonesia juga semakin produktif baik dalam perkembangan penelitian maupun publikasi ilmiahnya. 

Tercatat puluhan bahkan ratusan karya tulis ilmiah sudah dipublikasikan bersama antara arkeolog asing dengan arkeolog Indonesia. Perkembangan ini tentu saja menjadi hal yang sangat positif bagi peran penting arkeologi dalam dunia pendidikan di Indonesia. 

Hal itu, bahkan semakin mendapat tempat di pemerintah Indonesia, sebagai salah satu instansi yang menghasilkan instrumen untuk penguatan karakter dan jatidiri bangsa, serta pemajuan di bidang pendidikan dan kebudayaan. 

Demikian. Salam Budaya...Salam Lestari

Salam Hormat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun