Politik berkebudayaan adalah politik kenegarawanan, bahwa kekuasaan dipahami sebagai momentum untuk mengelola bangsa ini semakin bermartabat. Indonesia yang semakin maju, berdaulat, adil dan makmur.Â
Pilpres hanyalah momentum politik yang bersifat alamiah dan sementara, karena negara membutuhkan kepemimpinan. Pemimpin bukan untuk kekuasaan belaka, namun lebih tinggi derajatnya adalah mendapat mandat rakyat untuk mengelola nation state bernama Indonesia.Â
Kalah dan menang hanya ada dalam pertandingan, begitu pertandingan usai, maka tak ada lagi pihak pemenang dan pihak yang kalah. Semuanya melebur menjadi elemen bangsa yang menyatukan dan bekerjasama, tanpa kehilangan nilai-nilai demokrasi.Â
Nilai-nilai demokrasi salah satunya ditunjukkan oleh kebebasan berpendapat. Suara kritis dari elemen bangsa, tidak selalu harus dari pihak yang kalah pilpres, namun juga bisa dari pihak dari kubu yang sama yang memenangkan pilpres.Â
Hal ini karena suara kritis dilandasi oleh semangat demokrasi kerakyatan, melihat pada kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Bukan suara-suara sumbang yang dilandasi sentimen dan kebencian. Suara kritis yang mendidik dilandasi oleh rasionalitas, profesionalisme dan proporsional berpihak pada kepentingan rakyat.Â
Sebaliknya, menghindari pernyataan-pernyataan yang tidak rasional, lebih mementingan egoisme dan hanya mementingkan syahwat politiknya saja. Suara demikian bisa menjurus kepada ujaran kebencian dan anti kebudayaan (benci, memaki, tidak santun, nyinyir, menebar hoaks, fitnah dan sebagainya).
Sebaliknya, pemerintah juga tidak perlu alergi terhadap kritik, mengedepankan politik merangkul bukan menggebuk. Pemerintah terbuka untuk menerima kritik sepanjang untuk kepentingan rakyat. Bersikap rasional, profesional dan proporsional.Â
Di tengah berbagai tantangan diantaranya pandemi Covid 19, kabinet baru Jokowi yang disebut sebagai Kabinet Indonesia Maju diharapkan dapat menjadi cermin bagi keberlangsungan pemerintahan yang peka terhadap tuntutan rakyat. Demokratisasi yang sejalan dengan kondisi akar rumput.Â
Maju bersama membangun Indonesia. Lupakan rivalitas pilpres yang hanya pertandingan sementara. Pertandingan sesungguhnya adalah menghadapi tantangan global, persaingan global dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Â
Bekerjasama dan merangkul semua elemen bangsa untuk membawa Indonesia ke depan pintu gerbang kemakmuran dan keadilan sosial. Membangun Indonesia yang bermartabat, berkeadilan dan tanggap terhadap situasi dan tantangan zaman.Â
Semoga Indonesia semakin maju dan dapat menjadi bangsa besar yang menjadi salah satu penentu bagi perkembangan peradaban dunia, di masa depan.Â