Rumah Sebagai Simbol Jagat Kecil
Sebelumnya dalam soal menata rumah, saya sudah mengudar pengalaman saya make over rumah ala feng shui secara sederhana. Sesuai pesan yang disampaikan sahabat saya yang orang Taiwan itu. Kali ini saya ingin menguraikan pandangan saya soal menata rumah sebagai mikrokosmos. Pandangan ini melihat rumah sebagai representasi jagat kecil (mikrokosmos).Â
Leluhur pada zaman dulu, menata rumah sebagai bagian dari kosmos berskala kecil atau mikrokosmos. Ada makna kesejagadan di dalam menata rumah. Maka, menata rumah adalah bagian dari menata keseimbangan alam dan jagat raya. Leluhur Asutronesia dulu, memperkenalkan rumah-rumah panggung. Bukan hanya rumah sebagai tempat ibadah, namun juga rumah untuk tempat tinggal.Â
Tradisi rumah panggung yang diperkenalkan Austronesia itu terus berkembang. Rumah panggung berukuran kecil untuk ibadah sholat dan mengaji, dikenal sebagai surau, langgar untuk istilah di Jawa. Selain itu rumah-rumah panggung juga di kenal di banyak wilayah di Indonesia bagian timur.Â
Nah, dalam pandangan Orang Bugis Makassar di Sulawesi Selatan, ataupun di Maluku dengan masyarakat lainnya di Nusantara, memiliki konsep yang hampir sama tentang rumah panggungnya.Â
Rumah panggung ditata dan dimaknai sedemikian rupa dan memiliki makna yang masing-masing berdasarkan keteraturan jagat (kosmos). Rumah panggung ini secara vertikal memperlihatkan makna tingkatannya.Â
Ini berdasarkan pada falsafah yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat di Nusantara, yang memiliki rumah (adat) berbentuk rumah panggung. Jagat raya, secara vertikal ini memiliki tiga tingakatan, yaitu dunia atas, dunia tengah, dunia bawah.Â
Di Suku Nuaulu, bagian atas bumbungan untuk menyimpan barang-barang pusaka peninggalan leluhur seperti keramik dan benda-benda pusaka warisan leluhur lainnya.Â
Kedua: bagian badan rumah atau dunia tengah, tempat manusia atau penghuni rumah beraktivitas. Dunia tengah ini sebagai simbol yang menghubungkan dunia atas, dunia suci, langit, dunia dewa dengan manusia itu sendiri. Dunia tengah, sebagai dunia tengah itu memisahkan dunia atas dengan dunia bawah, yang dianggap pula sebagai dunia kotor.Â