Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Saujana Budaya: Satu Kesatuan Ruang Membingkai Indonesia dalam Pesona

13 September 2020   13:53 Diperbarui: 14 September 2020   13:21 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem irigrasi tradisional Subak Bali. Sumber: https://www.kintamani.id/

Benteng Beligica di Banda Naira. Sumber: https://backpackerjakarta.com/
Benteng Beligica di Banda Naira. Sumber: https://backpackerjakarta.com/
Begitu pula di Pulau Nias, bukan hanya obyek-obyek megalitiknya yang dipertahankan, namun lingkungan penduduk sekitar, bentuk-bentuk pemukimannya, bentuk rumah, bahan ramuan bangunannya direkayasa seperti terlihat pada zaman megalitik dulu, juga tradisi-tradisi megalitiknya, dihidupkan terus menerus.

Memang perlu dibuat kawasan khusus untuk di Pulau Nias, mewakili saujana budaya pada masa kehidupan megalitik. Jadi tidak bercampur antara obyek dan lingkungan megalitik dengan pemukiman-pemukiman warga yang sudah terlihat modern. 

Sumber: travel.kompas.com/Barry Kusuma
Sumber: travel.kompas.com/Barry Kusuma
Memang jika semua aspek pengelolaan saujana budaya itu dikelola dan ditata, tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dan waktu yang panjang. Namun sepertinya pemerintah bisa membuat skala prioritas. Perhatian kepada aspek pembangunan dan pengelolaan yang terfokus, tidak terpisah-pisah dengan tahapan yang panjang.

Maksud saya, perlu dipertimbangkan, jika ingin menjadikan saujana budaya di Pulau Banda, yakni bentang budaya Kota Kolonial Banda Naira, perhatian pengelolaan dan pembangunan seluruhnya difokuskan untuk Banda Naira, secara bertahap dan terfokus. 

Tidak bangun di sana, bangun di sini, sedikit-sedikit namun hasilnya tidak begitu tampak dan durasi waktu yang seakan berjalan pelan. 

Demikian juga potensi saujana budaya di wilayah lain. Artinya memang dibutuhkan skala prioritas. Pemerintahlah yang menyusun renstra dan skala prioritas dalam membuat program pengelolaan warisan budaya.

Namun intinya, berbagai warisan budaya dalam bentang alam yang potensial sebagai saujana budaya perlu mendapat perhatian serius dan fokus dalam pelaksanaan pembangunannya. 

Salam Budaya...salam lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun