Hari ini akun Kompasiana saya mendapat notifikasi " Verifikasi - Selamat, akun Anda telah diverifikasi". Saya jadi teringat tulisan Hilman Miladi tentang Kasta Kompasiana itu Nyata Adanya. Â
Jika merujuk tulisan itu, maka centang biru akun saya itu ibaratnya saya mendapat predikat darah biru oleh Kompasiana atau dinobatkan sebagai salah satu Pangeran Kompasianer. Â Kelas bangsawan Kompasianer.Â
Tanpa bermaksud membuat pernyataan setuju soal kasta itu, bagi saya pribadi mendapat centang biru, seperti dinaikkan derajat saya sebagai penulis Kompasiana.Â
Namun tentu, di satu sisi itu menjadi beban tersendiri. Di sisi lain, notifikasi itu sebuah kejutan untuk saya, senang, bersemangat, bangga saya rasakan serta merta.Â
Namun, juga mengundang pertanyaan, apakah saya sudah pantas didaulat sebagai salah satu Pangeran Kompasianer? Apakah sudah layak saya mendapat predikat darah biru Kompasianer? Apakah sudah layak saya mendapat centang biru Kompasianer?Â
Pertanyaan saya ini bukan berarti ungkapan penyesalan, lalu bermaksud mempengaruhi Admin Kompasiana untuk membatalkan penyematan tanda bintang atau mahkota darah bitu itu. Tentu saja tidaklah...hehehehe....Â
Sebaliknya saya merasa tersanjung dan senang sekali. Hanya saja, saya menganggap saya masih jauh dari kata layak untuk mendapat centang biru.Â
Rasa-rasanya saya belum menghasilkan karya artikel yang cukup untuk mendapat centang biru. Rasa-rasanya saya merasa bahwa centang biru itu sesuatu sanjungan yang mungkin berlebihan untuk saya pribadi. Saya bergabung di Kompasiana ini baru mulai tanggal 24 Juni 2020.Â
Berarti sampai sekarang ini baru sekitar 3 bulan. Selama tiga bulan baru menghasilkan karya tulis 103 artikel, 85 artikel Pilihan dan 20 HL. Silakan pembaca melihat statitisk lengkap di akun saya.Â
Pencapaian itu, dengan artikel yang menurut saya biasa-biasa saja sepertinya predikat centang biru, sebuah sanjungan yang melampaui pencapaian saya. Ini karena saya merasa belum apa-apa, jika melihat artikel-artikel berkualitas dari para Kompasianer lain. Belum lagi kalau indikatornya adalah K-Reward. Saya tidak ada apa-apa. Belum apa-apa. Masih jauh dari kata membanggakan.Â
Saya sendiri, menulis di Kompasiana itu memang selain punya kecenderungan menyalurkan hasrat menulis, juga melampiaskan keinginan merdeka berpikir dan merdeka menulis.Â