Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gunung, Sungai, Muara, dan Laut Raya

8 September 2020   12:44 Diperbarui: 8 September 2020   12:32 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber: http://www.dandansa.com/

"Gunung, Sungai, muara dan laut raya adalah peradaban"

Pada gunung leluhur bersemayam
di puncaknya bertahta dewa penguasa jagat
Dalam aura penuh keramat
diselimuti ketenangan jiwa dan ruh gaib
Pada puncak gunung yang bertahta leluhur
Pada waktu yang sudah sangat panjang terkubur

Pada sungai yang mengucurkan air terjunnya di hulu
Selepas langit melepaskan busur waktu
Sekelompok manusia menebang pohon
di tepi sungai dan menyiapkan perahu
Sungai yang lebarnya lebar dan dalamnya dalam
mengalirkan air yang tenang tapi tak menghanyutkan
Tempat perahu-perahu mengendalikan ruang
dan juga aktivitas orang dalam dan orang luar
Air sungai yang tenang menghilir perahu-perahu ke muara.
Tempat bertemunya air sungai yang tawar dan air laut yang masin
Di muara air payau adalah batas sumber air dari gunung dan lautan

Laut raya merekayasa ruang yang menyatukan pulau-pulau
Tempat perahu meluncur di atasnya dan mengantarkan
orang-orang bertemu di atas laut juga daratan
saling memeluk dalam tatap berbinar
menjemput pertemuan dan persaudaraan

Di bantaran sungai dari hulu ke pesisir
deretan kampung berjejer
pada masa silam ketika orang-orang
berkumpul dan menghimpun keluarga
saling mengikat dan menghidupkan

Di muara merencanakan pertemuan
dari kampung dalam kepada pendatang
berdagang dan mempertemukan janji
hidup dalam kebersamaan transaksi
mengumpulkan komoditi

di laut perahu dari kejauhan datang
berdagang dan membawa komoditi
dipertukarkan dan saling menukarkan
komoditi lokal dengan perkakas dari luar

Sungai, muara dan laut raya
adalah ruang bertemunya peradaban
sungai menghidupkan
muara mempertemukan
dan laut menyatukan

Peradaban mengalir mengikuti waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun