Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ritual Malam 1 Suro di Negeri Kaitetu, Maluku Tengah: Menaati Agama, Menghormati Adat

19 Agustus 2020   11:49 Diperbarui: 19 Agustus 2020   20:54 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetua adat berkumpul dan berdoa tahlil, doa syukur, doa selamat dan doa tolak bala di masjid . Sumber: Dokpri

Tahun Baru Islam 2020, 1 Muharram 1442 Hijriah jatuh pada Kamis 20 Agustus 2020. Dalam tradisi Jawa, malam Tahun Baru Islam dikenal dengan Malam 1 Suro. Ritual Malam 1 Suro atau 1 Muharram, lazim dilakukan komunitas Islam Jawa.

Bagi orang Jawa, biasanya peringatan tahun baru dalam kalender Jawa ataupun kalender Islam diperingati setiap tanggal 1 Suro atau 1 Muharram. Ritual ini dilakukan sejak malam 1 Suro hingga sore hari tanggal 1 Suro.

Penulis, dalam kesempatan ini akan menceritakan pengalaman menjumpati ritual Malam 1 Suro atau 1 Muharram, di sebuah negeri yang kaya akan tinggalan warisan budaya Islam masa lampau yang hingga kini masih bertahan. Yaitu Negeri Kaitetu, Kecamatan Hitu, Kabupaten Maluku Tengah. 

Fenomena menjumpati pengalaman ini, penulis rekam dalam ingatan, ketika pada tahun 2016 yang lalu, berkesempatan mengikuti ritual, yang mungkin tidak banyak orang dari luar desa, bisa menjumpainya.

Di beberapa desa adat di wilayah Maluku, atau biasa disebut Negeri untuk desa-desa adat, juga ada yang menggelar ritual adat Malam 1 Muharram atau 1 Suro, Masyarakat Kaitetu, memahami Malam 1 Suro atau 1 Muharram adalah malam yang sakral, seperti halnya masyarakat pendukung Ritual Malam 1 Suro di Jawa.

Akomodasi Agama dan Adat

Meskipun prosesi ritual lebih sederhana dibandingkan di Jawa, namun justru tampak kesederhanaan dalam praktek ritual itu menunjukkan fenomena yang spesifik. 

Praktek ritual, menunjukkan ritual Islam yang mampu mengakomodasi kepentingan banyak pihak, namun lebih dekat dengan pelaksanaan ritual Islam yang lebih integratif. 

Meskipun dalam prakteknya, dilalui berbagai proses ritual yang berbau adat, namun pada prinsipnya tetap memegang teguh syariat Islam. Prosesi doa, secara keseluruhan adalah berdoa dengan cara Islam, doa syukur dan tahlil.

Ritual Malam 1 Muharram, bagi masyarakat Kaitetu, berlangsung sejak matahari terbit hingga tenggelamnya matahari, satu hari menjelang tanggal 1 Muharram. 

Ritual yang mengakomodasi adat adalah adanya ritual pemotongan empat ekor ayam yang mewakili Raja, Tukang Ela, Tukang Ayoul dan Tukang Muli. Raja, Tukang Ela, Tukang Ayoul dan Tukang Muli, adalah beberapa unsur dalam struktur pemerintahan adat di Kaitetu, Maluku Tengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun