Saya mendengar informasi yang cukup mengejutkan beberapa tahun lalu, sewaktu yang masih bekerja di Balai Arkeologi Maluku, di kota Ambon. Informasi itu seputar dunia arkeologi, yakni informasi tentang adanya kampung kuno di wilayah Kepulauan Tanimbar, di kecamatan Tanimbar Barat, Maluku Barat Daya.
Mengejutkan, karena informasi dari seseorang yang menceritakan soal temuan arkeologi yang diliputi oleh berita aneh yang cukup mistis kedengarannya.
Cerita Mistis di seputar Penemuan Arkeologi
Bagi arkeolog, seputar informasi temuan arkeologi, seringkali dibumbui cerita mitos dan mistis itu sebenarnya tidak aneh.
Seringkali orang awam, memberi informasi tentang tinggalan arkeologi, diselingi cerita mistis karena ketidakpahamannya tentang arkeologi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang peninggalan budaya masa lampau.
Hal ini bisa dimaklumi, karena orang awam biasanya memahami arkeologi, seperti apa yang dilihatnya dalam berbagai film, seperti The Mummy, yang memang banyak bumbu-bumbu mistisnya.
Demikian pula seputar mitos. Seringkali informasi kearkeologian, juga tidak bisa dilepaskan oleh informasi-informasi berbau mitos, yang sarat dengan informasi yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.
 Justru itu menjadi tantangan bagi arkeolog, untuk menjelaskan kedudukan yang sebenarnya tentang seputar dunia arkeologi. Arkeologi sebuah ilmu, yang mempelajari tentang peninggalan budaya masa lampau, melalui kaidah ilmiah, teori dan metodologi yang ilmiah.
Namun, bukan berarti kedudukan mitos dan mitologi tidak ada fungsinya. Seringkali mitos-mitos yang berkembang di masyarakat kami pahami sebagai informasi awal, untuk selanjutnya melakukan pembuktian secara ilmiah.
Mitologi menjadi pintu masuk bagi kami para arkeolog, salah satunya menjadi data dan informasi awal untuk menelusuri jejak-jejak purbakala yang diceritakan oleh informan, tentang mitos-mitos itu.
Bahkan, seringkali mitos di masyarakat dapat menjadi cara pandang masyarakat, yang dapat dipahami sebagai bentuk kearifan lokal untuk melestarian warisan budaya.