Lelaki yang selalu pulang larut malam itu adalah seorang ayah
yang selalu berpesan-kepada anak-anaknya setiap hendak pergi
anak-anakku sebentar ayah pulang larut malam
bilang pada ibumu, ayah pulang tak bawa pulang uang dan makanan
hanya akan membawa segenggam berlian, yang dipungutnya dari dasar sungai
tempat mengalirnya keringat dari hulu doa dan menghilir pada muara
di pertemuan sungai peluh yang deras dan laut membentang cita-cita
Lelaki malam itu menanam pagi, menyiram siang dan berharap panen malam
Pagi diharapnya embun melembabkan tapak kakinya yang kering
siang diharapnya hujan membasahi jejak kakinya di tanah gersang
dan malam menumbuhkan padi di bekas jejak kakinya
lalu dibawanya pulang ke rumah dalam sekarung beras
Lelaki malam itu berbisik pada istrinya di setiap pagi hendak berangkat
Istriku, aku pergi agak lama, jangan risau menantiku pulang
Membawakanmu dan anak-anak kita buah-buah segar dari hutan
dan kayu bakar untuk esok pagi kamu memasak dan menanak nasi
dari sekarung beras dari jejak langkah kemarin setelah hujan
Lelaki malam itu berbicara dengan dirinya sendiri setiap kali perjalanan
aku adalah lelaki yang menanam jejak langkah di setiap pagi
Pada siang terik, memikul beban untuk memenuhi harapan
dan malam harus pulang, karena harapan harus tersampaikan
untuk istri yang menunggu senyuman dan anak-anak menanti masa depan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H