Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gotong Royong, Merawat Modal Sosial ditengah Pandemi

11 Juli 2020   18:15 Diperbarui: 11 Juli 2020   18:44 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merawat modal sosial sangat penting, bagi bangsa Indonesia. Modal sosial digali dari akar budaya bangsa.  Merawat modal sosial gotong royong merupakan sikap mental bersama dalam menghadapi tantangan di masa depan, apalagi ditengah masalah pandemi Covid 19. 

Menurut Mika Wilda Nurrochsyam, peneliti ahli madya di Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, arti modal sosial sebagaimana yang ia kutip dari Coleman, Cohen dan Prusak, merupakan kemampuan masyarakat untuk bekerjasama, demi tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi.

Nah..setiap hubungan yang terjadi itu diikat oleh rasa percaya (trust), saling pengertian, dan adanya nilai-nilai bersama (shared value), mengikat anggota kelompok, untuk melakukan aksi bersama secara efektif.

Merawat Modal Sosial di Wilayah Bekas Konflik 

Mika memotret, praktek baik modal sosial, yang dilakukan oleh kelompok pelajar. Ia memotret praktek baik di kalangan pelajar di Kabupaten Poso. Wilayah yang dulu jadi ajang konflik masyarakat. Praktik baik modal sosial, yang dilakukan oleh kalangan pelajar di Kabupaten Poso, merupakan upaya untuk memperkuat kerukunan antar warga.

Para siswa dan guru melakukan praktik baik, seperti tradisi Padungku, semacam tradisi panen raya, yang dilakukan saudara Nasrani, mengundang warga dari luar dan dijamu makanan oleh tuan rumah. SMA 1 Poso, baik Islam maupun non Islam, melakukan praktik itu, mengunjungi saudara Kristiani mereka yang sedang panen raya.

Praktik baik lain misalnya kegiatan sigap bencana yang digagas organisasi siswa. Contoh lain, peringatan hari-hari besar keagamaan. Praktik baik dengan merawat kebersamaan, membentuk panitia bersama antar siswa dan guru dalam setiap peringatan hari-hari besar agama apapun. Ini merupakan praktik baik yang mengusung nilai-nilai karakter religious, nasionalis, mandiri, integritas dan gotong royong.

Gotong Royong Pada Komunitas Pekerja Seni

Masyarakat pewayangam di masa pandemi, banyak yang tidak bisa menggelar pertunjukan dan berdampak serius pada ekonomi. Lalu beberapa dalang meiliki Ide kreatifitas menggalang dana membantu pekerja-pekerja seni yang terdampak pandemi.

Sebagai peneliti, Mika memotret fakta-fakta sosial di masa pandemi. Pada masyarakat seni pertunjukan, secara sosial menggalang dana misalnya Konser Amal Didi Kempot, Kolaborasi Ki Seno Nugroho dari Yogya dan Perupa Nasirun, Cahyo Kuntadi dari Blitar, Panitia Pujangga Raras yang di luar negeri juga mengumpulkan dana. Penggalangan dana itupun sudah disalurkan ke pekerja seni, terutama pengrawit yang paling kecil penghasilannya dalam kelompok profesi pewayangan.

Transfromasi Gotong Royong di Era Masyarakat Digital

Secara lokal kita memahami modal sosial itu gotong royong, gotong royong itu modal sosial. Begitu kata Bakti Utama, mengawali penjelasannya. Aksi Cepat tanggap dan ajakan membantu bersama, merupakan beberapa contoh kampanye di media sosial, tentang gotong royong atau modal sosial. Gotong royong dinarasikan seebagai kerjasama, secara sukarela untuk mengatasi masalah bersama, di dasari semangat moral solidaritas.

Dalam Pidatonya tanggal 1 Juni 1945, Presiden Soekarno mengatakan Gotong Royong adalah paham yang dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan. Kalau kekeluargaan itu paham yang statis. Gotong royong menggambarkan suatu usaha, suatu amal, suatu pekerjaan, satu karyo, satu gawe. 

Gotong royong adalah pembanting tulang, pemerasan keringat bersama. Perjuangan bantu binantu bersama. Amal semua buat bersama. Holobis kuntul baris buat kepentingan bersama. Itulah gotong royong. Demikian, Presiden Soekarno dalam pidatonya.

Menurut Bakti, terjadi transformasi bentuk-bentuk gotong royong di era digital saat ini. Gotong royong dilakukan oleh aktor baik perseorangan, misalnya influncer, selebgram dan lain-lain. 

Korporasi, melalui bentuk pundi amal, peduli kasih SCTV dan lain-lain.  Lembaga amal, melalui bentuk Aksi Tanggap Cepat (ACT), Dompet Dhuafa, Yayasan Budha Tzu Chi, dan sebagainya.

Sementara komunitas, misalnya komunitas hobi, komunitas kedaerahan antara lain Info Cegatan Yogya, Facebook Banten News dan lain-lain. Aksi gotong royong dilakukan melalui platform website, media sosial maupun aplikasi digital. Bentuk aktivitasnya antara lain filantropi (kedermawanan) maupun volunterisme (kesukarelaan).

Memetik Pengalaman dari Taiwan

Pengalaman Taiwan, ketika menghadapi Covid 19. Semiarto Purwanto, Antropolog UI, Semiarto menceritakan pengalamannya melihat Taiwan dari dekat. Menurutnya di Taiwan, tidak bergejolak. Semiarto mengkaji origin people Taiwan. Masyarakat Taiwan, memiliki sikap bijaksana menghdapi covid. Modal sosial, sebagai salah satu cara menghadapi bencana.

Seperangkat nilai yang beroperasional pada sektor politik, sosial, ekonomi dan sosial budaya. Katanya, sumberdaya budaya merupakan pendamping modal sosial. 

Belajar dari Taiwan, katanya juga rapuh dari sisi politik dan keamanan. Namun modal sosialnya yang kuat, juga sumberdaya alam, energi dan SDM, ekonomi tumbuh baik, 8%. Krisis 98, Taiwan survive.

Demografi, selalu berganti-ganti. Kelompok Taiwan, adalah kelompok Austronesia, kemudian datang orang Han, dari daratan Cina, yg kemudian menjadi dominan. Sejarah Taiwan, juga menghadapi kolonialisasi, Spanyol dan Portugis, dan Jepang yang menghancurkan Dinasti Qing di Taiwan.

Sesudah PD II, Cina menjadi plilhan baru untuk semangat nasionalime. Mendirikan Taiwan. RRC semakin kuat dan menguasai sehingga secara politik timbul One China Policy. Tapi Taiwan tumbuh sebagai negara industri yang maju, manufaktur maju.

Majunya industri, bukan ekonomi semata, tapi ada basis kultur yang kuat. Ada sikap mentalitas Cina yang agung. Great China mentality, yang menjadikan Taiwan justru survive.

Di sisi lain, adanya filofosofi Konfusian, mental kebaikan. Didorong oleh nilai-nilai budaya tertentu sebagai cultur resources. Nilai filosofi di Taiwan, intinya bahagia itu dicapai kalau kita berhasil selaras dengan kondisi sosial yang ada.

Artinya menjaga harmonisasi sosial. Selain itu secara sosial mereka taat pada strata dan hierarki. Setiap individu, setiap anak taat, orang tua, guru, pimpinan dan pemerintah. Setiap orang sadar posisinya ada di mana. Itulah inti filosofi Konfusian Taiwan

Masyarakat Taiwan, antisipatif dan protektif terhadap Covid, perbatasan dengan China dan Hongkong ditutup. Kewaspadaan sangat dijaga. 

Secara kultural dan politis ada justified untuk menutup perbatasan, karena sejarahnya orang Taiwan berhadapan-hadapan dan resisten terhadap Wuhan.  Tutup perbatasan, karena melindungi warga negaranya.

Selain itu karantina bukan hal yang menakutkan, karena difasilitasi dan dijamin dengan baik oleh pemerintah. Mereka berhasil di dua bulan pertama. 

Pada masa second wave, pada bulan maret, protokol yang sama sebelumnya tetap diterapkan. Mereka bisa meredam covid, karena pengalaman dengan Sars pada tahun 2003.

Di Taiwan, ada 7 orang terjangkit Sars, dalam waktu cepat meningkat menjadi puluhan dan ratusan kasus, 600 kasus. Mereka belajar dari Sars. 

Pada saat itu, mereka tidak pengalaman dan dikucilkan oleh WHO, ada kecerobohan. Pengalaman itu secara kultural, membuat langkah perbaikan. Membuat Taiwan jadi expert terhadap virus.

Modal sosial yang lama, akan bertahan dan menumbuhkan modal sosial baru. Sumberdaya bduaya, sebagai modal sosial harus dikembangkan. 

Budaya sehat, budaya yg lebih memperhatikan kesehatan, itu menjadi modal pranata sosial yang baru bagi Taiwan.  Cultural resources, menjadi modal sosial yang selalu dikembangkan. Oleh karena itu new normal, perlu adanya new idea, new institution arrangement. 

Belajar dari Alam Pikiran Masyarakat Desa Panggungraharjo, Bantul, Yogyakarta

Peran pemerintah Desa Panggungraharjo, Bantul dan masyarakat desa tanggap bersama menghadapi pandemi. Kepala Desa Panggungraharjo, Wahyudi menjelaskan dengan detil dan mencerahkan, bagaimana cara pemerintah dan masyarakat desa Panggungraharjo menghadapi pandemi.

Desa Panggungraharjo, membangun gugus tugas yang disebut  Panggung Tanggap Covid 19 (PTC), dibentuk sehari setelah pemerintah resmi menyiarkan tentang Covid 19. Panggung Tanggap Covid, antara lain membuat Modul Lapor dan Dukung, untuk menghadapi dampak situasi covid 19.

Dampak klinis maupun non klinis (sosial dan ekonomi). Dampak sosial, aktivitas sosial menjadi salah satu perhatian utama. Hal-hal aktivitas sosial yang tidak bisa dilaksanakan dalam situasi covid, perlu pengaturan baru, atau pranata sosial. Membangun pranata sosial, untuk penyesuaian aktivitas sosial,  menjalan dan mengembangkan dekontanimasi dalam situasi krisis.

Dalam menjalankan Panggung Tanggap Covid, pemerintah Desa menyusun logical framework, menyusun pranata sosial untuk mengatur aktivitas sosial ekonomi masyarakat dalam rangka penyesuaian. Termasuk aspek ekonomi, membuat kategorisasi ekonomi melalui platform digital.

Modul Lapor Dukung, untuk aktivitas Dukung, antara lain kategorisasi Dana, berupa dukungan uang baik tunai maupun non tunai, sedangkan barang, terdiri dari sembako dan non sembako. Untuk program lapor, meliputi analisis data terdampak dan tidak terdampak. Analisis terdampak, meliputi dampak klinis maupun non klinis.

Untuk terdampak non klinis, dilakukan pranata sosial dan dekontaminasi sebagai upaya mitigasi sosial. Sedangkan untuk dampak klinis dibuat kategorisasi dampak, antara lain dampak tinggi, dampak sedang dan resiko rendah, dengan masing-masing aksi penanganan dampak berdasarkan kategorisasi. Untuk dampak tinggi dilakukan asistensi klinis, dampak sedang dengan monitoring klinis, sedangkan resiko rendah dengan edukasi klinis.

Pemerintah desa dan masyarakat melakukan monitoring dan asistensi klinis oleh relawan medis, sebagai upaya mitigasi klinis berdasarkan monitoring harian. Mitigasi klinis, dikembangkan aplikasi berbasis web, yang berisi penilaian diri meliputi; gejala klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak dan penyakit penyerta.

Untuk dampak sosial ekonomi, pemerintah desa dan masyarakat, membangun semangat dan kesadaran bersama atasi pandemi. Juga membangun pranata sosial baru. Sedangkan untuk mitigasi dampak ekonomi, melakukan pencegahan bersama kerawanan pangan, penciptaan kesempatan kerja dengan padat karya tunai desa dan stabilitas rantai pasok.

Dari aspek ekonomi, pemerintah desa mengembangkan platform digital yang dinamai pasar.id yaitu aplikasi berbasis digital yang menghubungkan antara barang persediaan yang ada di toko dan warung desa dengan kebutuhan harian warga desa.

Pasar.id, membantu pemerintah desa dalam menyalurkan bantuan BLT Dana Desa secara non tunai. Juga memperkuat dana desa sebagai jaring pengaman sosial sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa. Selain itu juga memperluas nilai manfaat Bantuan Langsung Tunai Dana Desa. Serta menciptakan belanja aman, murah dan mudah.

Apa yang dilakukan pemerintah desa Panggungraharjo dan masyarakatnya, adalah bukti bagaimana modal sosial gotong royong itu bekerja. Mitigasi, kolaborasi, solidaritas dan ekonomi berbagi, adalah wujud alam pikiran masyarakat desa Panggungraharjo memaknai gotong royong. Mitigasi, kolaborasi, solidaritas dan ekonomi berbagi adalah makna operatif gotong royong.

Menutup penjelasannya, Wahyudi mengatakan pengalaman dari pandemi, himah positif dari Covid adalah adanya dekonstruksi semua tatanan, kapitaslisme tumbang, sosilisme goyah. 

Puncak dari relasi sosial, adalah kekeluargaan, sama-sama mengatasi keterbatasan. Menegaskan relasi ekonomi adalah kerjasama. Sedangkan puncak relasi politik adalah musyawarah. Kerjasama, kekeluaragaan, musyawarah adalah makna operatif gotong royong, yang lahir dari alam pikiran desa, alam pikiran nusantara.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun