Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gotong Royong, Merawat Modal Sosial ditengah Pandemi

11 Juli 2020   18:15 Diperbarui: 11 Juli 2020   18:44 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gotong Royong, Sumber: nalarpolitik.com

Budaya sehat, budaya yg lebih memperhatikan kesehatan, itu menjadi modal pranata sosial yang baru bagi Taiwan.  Cultural resources, menjadi modal sosial yang selalu dikembangkan. Oleh karena itu new normal, perlu adanya new idea, new institution arrangement. 

Belajar dari Alam Pikiran Masyarakat Desa Panggungraharjo, Bantul, Yogyakarta

Peran pemerintah Desa Panggungraharjo, Bantul dan masyarakat desa tanggap bersama menghadapi pandemi. Kepala Desa Panggungraharjo, Wahyudi menjelaskan dengan detil dan mencerahkan, bagaimana cara pemerintah dan masyarakat desa Panggungraharjo menghadapi pandemi.

Desa Panggungraharjo, membangun gugus tugas yang disebut  Panggung Tanggap Covid 19 (PTC), dibentuk sehari setelah pemerintah resmi menyiarkan tentang Covid 19. Panggung Tanggap Covid, antara lain membuat Modul Lapor dan Dukung, untuk menghadapi dampak situasi covid 19.

Dampak klinis maupun non klinis (sosial dan ekonomi). Dampak sosial, aktivitas sosial menjadi salah satu perhatian utama. Hal-hal aktivitas sosial yang tidak bisa dilaksanakan dalam situasi covid, perlu pengaturan baru, atau pranata sosial. Membangun pranata sosial, untuk penyesuaian aktivitas sosial,  menjalan dan mengembangkan dekontanimasi dalam situasi krisis.

Dalam menjalankan Panggung Tanggap Covid, pemerintah Desa menyusun logical framework, menyusun pranata sosial untuk mengatur aktivitas sosial ekonomi masyarakat dalam rangka penyesuaian. Termasuk aspek ekonomi, membuat kategorisasi ekonomi melalui platform digital.

Modul Lapor Dukung, untuk aktivitas Dukung, antara lain kategorisasi Dana, berupa dukungan uang baik tunai maupun non tunai, sedangkan barang, terdiri dari sembako dan non sembako. Untuk program lapor, meliputi analisis data terdampak dan tidak terdampak. Analisis terdampak, meliputi dampak klinis maupun non klinis.

Untuk terdampak non klinis, dilakukan pranata sosial dan dekontaminasi sebagai upaya mitigasi sosial. Sedangkan untuk dampak klinis dibuat kategorisasi dampak, antara lain dampak tinggi, dampak sedang dan resiko rendah, dengan masing-masing aksi penanganan dampak berdasarkan kategorisasi. Untuk dampak tinggi dilakukan asistensi klinis, dampak sedang dengan monitoring klinis, sedangkan resiko rendah dengan edukasi klinis.

Pemerintah desa dan masyarakat melakukan monitoring dan asistensi klinis oleh relawan medis, sebagai upaya mitigasi klinis berdasarkan monitoring harian. Mitigasi klinis, dikembangkan aplikasi berbasis web, yang berisi penilaian diri meliputi; gejala klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak dan penyakit penyerta.

Untuk dampak sosial ekonomi, pemerintah desa dan masyarakat, membangun semangat dan kesadaran bersama atasi pandemi. Juga membangun pranata sosial baru. Sedangkan untuk mitigasi dampak ekonomi, melakukan pencegahan bersama kerawanan pangan, penciptaan kesempatan kerja dengan padat karya tunai desa dan stabilitas rantai pasok.

Dari aspek ekonomi, pemerintah desa mengembangkan platform digital yang dinamai pasar.id yaitu aplikasi berbasis digital yang menghubungkan antara barang persediaan yang ada di toko dan warung desa dengan kebutuhan harian warga desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun