Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Duka dan Asa

1 Juli 2020   16:33 Diperbarui: 1 Juli 2020   16:33 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Padang Ilalang di Teluk Piru, Kab. Seram Bagian Barat, Maluku. Foto: Wuri Handoko

*Duka dan Asa*

Aku menjumpaimu ditengah semak belukar penderitaan
Dan mendengar suara gemerisik ilalang perih tajam di tengah gersang
Pada suatu siang ketika matahari terik menikam jantung berpeluh resahmu
Lalu tapak-tapak kakimu terlihat tergores, terajam penuh luka penyesalan
Apakah kau hendak lari dari kenyataan atau kau hadapi dengan lantang

Pahamilah, kau harus menjemput semua dukamu dengan jiwa lapang
Kau adalah pengembaraan jiwa pada harapan yang kau tentukan
Maka, kehadiranku bukanlah setitik nyala api pada kegelapan
Sebab suluh itu adalah nyala yang hanya bisa kau hadirkan sendiri..
Lalu kau pula yang harus mencari mata air di bawah semak dukamu
Dan yang mengalirkannya pada kubangan lumpur kesalahanmu
Agar semak duka yang kau tanam, tumbuh menjadi rumput hijau penuh harapan

Suatu senja di Dermaga, Pulau Aru. Foto: Wuri Handoko
Suatu senja di Dermaga, Pulau Aru. Foto: Wuri Handoko
Saat ini adalah waktumu, bergerak dan menarikan irama jiwamu yang hakiki
Manusia yang sesungguhnya mencari Keridhoan Illahi..
Aku mengerti semua hal tentang dirimu yang sejati...
Mencari jalan atas banyak liku-liku yang menyesatkan tanpa kau pahami
Saatnya kau tundukkan keangkuhanmu, sebab kini kau sadar hanyalah seorang lemah..
Niscaya, percayalah...kau akan menemukan asa dan kekuatan jiwa...
Lalu, kau akan semaikan pada setiap jalan kebaikan...suatu saat nanti..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun