Mohon tunggu...
Oery wuriani Soekirdjo
Oery wuriani Soekirdjo Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Bussines Woman

menulis adalah seni dan kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Common Cold di Negeri Pancaroba

14 Maret 2023   10:43 Diperbarui: 14 Maret 2023   10:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergantian musim dan perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi, mengakibatkan banyaknya serangan batuk pilek dan Common cold di sekitar kita, terutama pada anak-anak karena mereka berinteraksi dengan sangat luas dan sangat ramai disekolah. maka bahasan kali ini adalah tentang common Cold  yang sering disebut orang Indonesia dengan istilah "Masuk Angin".

Apakah Common Cold?

Flu biasa atau dikenal dengan common-cold,  Masuk angin, salesma atau batuk pilek adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang sangat umum diderita oleh masyarakat.  masyarakat umumnya mampu mengenali sendiri gejala flu, salesma atau batuk-pilek yang khas seperti pilek/hidung berair (rhinorrhoea), hidung tersumbat, tenggorokan sakit dan sakit kepala.

Penyebab Common Cold

Jenis virus yang paling umum menyebabkan batuk pilek atau  common cold dikenal dengan sebutan rhinovirus. Virus penyebab common cold  atau batuk pilek ini sangat mudah  menular dari satu orang ke orang lainnya.

Tanda dan Gejalanya ?

Gejala flu seringkali disertai demam ringan pada awal gejala, disebabkan oleh virus saluran pernapasan, dan penderita pada umumnya dapat sembuh sendiri (self limiting disease) bergantung pada daya tahan tubuh individu masing-masing. Adapun tanda dan gejala dini yang didapatkan adalah kerongkongan terasa gatal,  nafas terasa panas,  badan meriang,  rasa mengantuk dan lemah, leher teraba dingin, sakit menelan. Pada anak, keluhan batuk dan pilek banyak terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Rata-rata setiap anak mengalami 6 hingga 8 kali serangan Common Cold setiap tahunnya, dikarenakan daya tahan tubuh atau imunitas tubuh anak masih rentan terhadap lingkungan sekitar.

Puncak gejala biasanya sekitar hari ke-3 atau ke-4, dengan  hidung berair atau rhinorrhoea yang awalnya berupa cairan bening, kemudian dapat berubah menjadi lebih kental, Tanda gejala yang ditimbulkan membuat banyak masalah Kesehatan  yang ditimbulkan, akibat dari batuk, sesak nafas dan nyeri tenggorokan, penderita tidak dapat tidur, sehingga kualitas tidur terganggu, karena sakit menelan, penderita tidak nafsu makan, mengakibatkan imunitas menurun dan masa penyembuhan yang lama sehingga  potensi penularan akan lebih luas dan  besar.

Bagaimana meningkatkan rasa nyaman pada pasien Common Cold? 

  • Menjaga kehangatan area hidung  dengan memberikan kompres hangat bisa dengan koyo hangat atau handuk hangat.
  • Menjaga kehangatan area leher dengan melakukan kompres hangat didaerah leher, bahu dan punggung (dengan handuk atau koyo hangat) merupakan suatu tindakan untuk mengatasi nyeri dengan menggunakan teknik konduksi sehingga dapat menyebabkan merelaksasikan otot, dan meningkatkan aliran darah ke suatu area nyeri.
  • Menggunakan syal pada leher, hal ini membuat penurunan rangsangan batuk. Karena permukaan kulit leher yang dingin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, dan merangsang syaraf disekitar leher untuk bereaksi mengeluarkan secret, sehingga akan terjadi rangsangan batuk.
  • melakukan pemijatan atau masage pada area sekitar belakang leher dan  punggung belakang, yang mengalami kekakuan otot akibat refleks batuk yang dialami dalam frekuensi yang sering yaitu sepuluh kali dalam delapan jam. Masage menguraikan otot yang kaku dan memendek sehingga menumpuk asam laktat disekitar otot tersebut, menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, terutama istirahat tidur yang memang harus terpenuhi pada pasien dengan batuk pilek untuk meningkatkan imunitas tubuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun