Mohon tunggu...
wurdono
wurdono Mohon Tunggu... Human Resources - Praktisi Pendidikan

Praktisi Pendidikan Vokasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Pengelolaan Sekolah Vokasi di Kawasan Industri

25 September 2024   15:14 Diperbarui: 25 September 2024   20:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar :wurdono

Konsep link and match pada kurikulum sekolah vokasi atau SMK adalah kebijakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Republik Indonesia (Kemdikbudristek RI)) yang bertujuan untuk menyelaraskan  program pembelajaran di SMK dengan perkembangan industri sehingga lulusannya dapat diterima di dunia kerja. Link and match adalah konsep ideal dalam mengelola sekolah kejuruan. Link and match digulirkan sejak tahun 1996 oleh Bapak Menteri "Kejuruan" yaitu Bapak Wardiman Djojonegoro, yang merupakan adopsi dari negara maju, yaitu Jerman. 

Dalam implementasinya tidak mudah, karena berbagai persoalan klasik misalnya sekolah kejuruan kekurangan dukungan industri karena ada sekolah kejuruan yang didirikan di daerah yang jauh dari  industri, jauh dari pusat bisnis bahkan tidak ada industri.  Jika ada sekolah yang di sekitarnya banyak industri pun kendalanya adalah perbedaan kepentingan antara sekolah dengan industri. Masih minimnya industri yang bersedia menginvestasikan sumber daya untuk mengembangkan SDM industri sebagai aset nasional.  

Kondisi ini terjadi di sekolah yang didirikan di tengah-tengah kawasan industri. Misperssepsi dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) saja sudah menjadi tantangan tersendiri. SMK memaknai PKL sebagai wahana pembelajaran lanjutan di mana di sekolah tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya dan infrastruktur lainnya termasuk kemampuan guru, maka menurut SMK solusinya adalah PKL. Dalam kegiatan PKL sejatinya siswa belajar teknologi advance yang tidak dimiliki oleh sekolah karena berbagai keterbatasan.  SMK berharap saat PKL siswa mendapat manfaat belajar dengan materi pelajaran yang bisa disesuaikan dengan perkembangan teknologi di industri yang sesuai dengan jurusannya. Akan tetapi pihak industri yang bergerak di bidang produksi tidak bersedia untuk memfasilitasi  PKL di lini produksi karena pertimbangan "gagal produk" dan keselamatan kerja. 

Dengan perbedaan pandangan dan kepentingan tersebut akhirnya PKL di industri dilaksanakan di bagian-bagian yang tidak match dengan jurusannya. Yang terjadi saat ini masih ada siswa PKL dari jurusan Teknik Mesin, melaksanakn tugas PKL di bagian adminstrasi, pendataan barang, persuratan, penataan dokumen, dan lainnya.

Jika melihat dukungan industri seharusnya konsep link and match akan mudah direalisasikan. Dengan sebuah pemahaman bahwa industri membutuhkan tenaga kerja yang kompeten sedangkan lulusan SMK membutuhkan kesempatan bekerja di industri. Dua kondisi yang saling membutuhkan seharusnya dapat tercipta mutualisme antara industri dengan SMK. Dunia industri sebagai mitra SMK dapat bersinergi untuk mendidik dan melatih siswa SMK sehingga siap untuk memasuki dunia kerja. Kolaborasi dan kerja sama dapat dilakukan mulai dari melakukan penyelarasan kurikulum, standarisasi kompetensi, pelatihan guru atau magang guru, penyusunan prgram PKL, dan puncaknya adalah membentuk kelas industri di sekolah.

Kelas industri dapat menjadi solusi yang efektif dalam mempersiapkan calon tenaga kerja industri yang kompeten. Kelas industri merupakan "diklat calon tenaga kerja industri" yang dipersiapkan di SMK. Dengan penerapan kurikulum yang sudah disusun bersama, sarana belajar yang cukup, guru-guru yang terlatih di industri, siswa telah memahami budaya kerja industri dan etos kerja, maka lulusan SMK dapat dipastikan siap untuk masuk ke dunia kerja tanpa harus melakukan pelatihan di industri. Kelas industri akan memberi manfaat bagi industri dan SMK bahkan masyarakat. 

Tanpa kelas industri ketercapaian lulusan yang kompeten dan sesuai standar kebutuhan industri sulit dihasilkan. Harus ada kesungguhan dari SMK dan industri untuk terus mengembangkan kelas industri di SMK. (25-09-2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun