Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Sembuhkan Jamur Akar Kopi dengan Jamur Trichoderma SP

27 Agustus 2018   12:23 Diperbarui: 27 Agustus 2018   12:32 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temanggung -- Desa Laranganluwok, kecamatan Bejen sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kopi. Apabila tanaman kopi terserang penyakit, terutama jamur tentunya akan membuat penghasilan para petani Desa Larangaluwok menurun. Jamur yang sering membuat tanaman kopi rusak salah satunya adalah jamur akar putih.

Jamur Akar adalah Jamur patogen yang banyak menyerang tanaman perkebunan salah satunya adalah kopi. Gejala serangan Jamur Akar adalah daun terlihat pucat kuning dan selanjutnya gugur serta ujung ranting menjadi mati. Pencegahan dini biasa dilakukan dengan penebaran jenis jamur antagonis atau jamur penyubur yang dapat menggusur atau mencegah perkembangbiakan jamur penyebab penyakit tanaman. 

Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.

Hal tersebut yang menjadikan mahasiswa Tim II KKN Undip Desa Laranganluwok Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung memberikan pendampingan program "Pengenalan Pembuatan Agensi Hayati untuk Mengendalikan Penyakit Jamur pada Akar Kopi" , yakni pembuatan jamur Trichoderma sp secara bersama -- sama dengan para petani kopi di desa tersebut. 

Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat petani (GAPOKTAN) di Desa Laranganluwok. Kegiatan dalam program ini berupa pemberian informasi/materi dan pendampingan pembuatan agen hayati berupa jamur Trichoderma sp serta pengaplikasiannya ke tanaman kopi yang terserang jamur akar putih.

dokpri
dokpri
Program ini dilaksanakan pada 5 Agustus hingga 7 Agustus 2018 di kediaman ketua kelompok tani dan lahan kopi yang terserang jamur akar putih. Kegiatan dimulai dengan demonstrasi cara memperbanyak jamur Trichoderma sp dengan media nasi (satu kepal) yang dicampur dengan satu sendok Trichoderma sp, kemudian didiamkan selama satu minggu supaya jamur tersebut dapat berkembangbiak. 

Setelah jamur Trichoderma sp tersebut telah jadi, selanjutnya mengaplikasikan jamur tersebut ke tanaman kopi yang telah terserang penyakit.

Dengan adanya program ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para petani dan dapat meningkatkan kualitas tanaman kopi Desa Laranganluwok yang terbebas dari penyakit dengan jamur Trichoderm sp.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun