Selasa, 1 November 2022 -- 09.12
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengadakan program Praktik Kerja Lapangan yang bernama SKM Penggerak secara offline. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 18 Agustus -- 19 November 2022 dengan lokus sekolah yang dipilih yaitu SD Negeri 1 Jatipuro yang terletak di Desa Gesing, Jatipuro, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Tujuan dari kegiatan SKM Penggerak adalah mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu kesehatan masyarakat yang diperoleh untuk melakukan upaya pemecahan masalah kesehatan lingkungan di institusi dan masyarakat. Oleh karena itu, kelompok yang beranggotakan Vita, Wulan, dan Hesti melakukan sosialisasi pengelolaan sampah di SD Negeri 1 Jatipuro.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan, didapatkan permasalahan yaitu masih kurangnya program pengelolaan sampah di Sekolah Dasar. Oleh karena itu mahasiswa SKM Penggerak UNNES mengadakan sosialisasi pengelolaan sampah di SD Negeri 1 Jatipuro, dengan memanfaatkan sampah anorganik menjadi kerajinan yaitu pembuatan lampion dari botol bekas dan ecobrick. Kegiatan ini dilaksanakan pada 07/08/22 dengan sasaran siswa-siswa di SD Negeri 1 Jatipuro dengan menggandeng pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten sebagai pembicara pada sosialisasi tersebut. Pemberian informasi tersebut didukung dengan media ppt yang di desain sendiri oleh tim PKL, Wulan. Informasi yang diberikan yaitu seputar pengertian, jenis, dan dampak sampah. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi siswa tentang pengelolaan sampah guna mendukung pengurangan atau pembatasan jumlah timbulan sampah dari sumbernya.
Selain melakukan pemaparan materi dan diskusi mengenai pengolahan sampah, pada sosialisasi ini juga dilakukan praktik pemanfaatan sampah menjadi barang yang bernilai guna yaitu memanfaatkan sampah botol plastik dan sampah plastik menjadi lampion dan ecobrick.
Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membuat kerajinan lampion yaitu botol plastik bekas, balon, tali kenur yang telah dipotong sepanjang setengah meter, gunting, dan cutter. Pembuatan lampion dilakukan dengan cara memotong botol bekas menjadi 12 bagian secara vertikal, kemudian masukkan balon kedalam botol lalu tiup balon sesuai ukuran yang dikehendaki. Setelah itu ikat balon menggunakan tali kenur. Lubangi tutup botol dan masukkan tali kenur kedalam lubang tersebut kemudian tutup kembali botol tersebut.
Sedangkan untuk membuat ecobrick alat dan bahan yang perlu disiapkan ialah botol plastik bekas, sampah plastik, dan tusukan untuk memadatkan sampah. Cara pembuatan ecobrick yaitu masukkan sampah plastik ke dalam botol kemudian padatkan hingga penuh dan kuat. Ecobrick yang telah dibuat bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam kerajinan seperti pagar tanaman, meja, kursi, dan lain-lain. Dengan dilakukannya sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan edukasi siswa tentang pengelolaan sampah dan memanfaatkannya.