Mohon tunggu...
Wulan Speed
Wulan Speed Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wulan purnama

HL

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sejarah dalam Pembuatan Lobang Jepang

18 Desember 2021   16:54 Diperbarui: 18 Desember 2021   16:59 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul : sejarah dalam pembuatan lobang jepang
Kota bukittinggi terletak di provinsi Sumatra barat, kota bukittinggi terkenal dengan
banyaknya wisata yang wajib dikunjungi, yang paling popular di bukitinggi adalah jam
gadang yang terletak di pusat kota, wisata-wisata yang ada di bukitinggi ini semuanya
menarik untuk dikunjungi. Bukan hanya tempat wisata saja, kota bukittinggi juga di kenal
dengan kulinernya yang khas akan cita rasa minangnya. Diantara wisata-wisata yang ada di
bukittinggi disini saya akan membahas tentang sejarah lobang jepang. Lobang jepang
dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang oleh tentara jepang
dan juga merupakan basis pertahanan jepang pada perang dunia II.adapun panjang
trowongannya yang mencapai 1400 m. Pintu masuk lobang jepang ini terletak di kawasan
panorama ngarai sianok, dan kebun binatang bukitinggi.
Lobang jepang ini merupakan salah satu bukti bagaimana perjuangan para pahlawan
dalam meraih kemerdekaan dan mempertahankan Negara Indonesia. Kota bukittinngi ini
sempat menjadi pusat komando pertahanan tentara jepang, pasukan jepang saat itu dipimpin
oleh Jendral Watanabe. Lobang jepang bukan hanya tempat perlindungan tentara jepang,
namun lobang ini juga terdapat puluhan ruang dengan berbagai fungsinya. Di lobang inilah
penduduk orang zaman dahulu pernah di penjara dan disiksa, namun kebanyakan dari
mereka tidak selamat. Lobang jepang ini juga merupakan salah satu lobang yang terpanjang
di asia mencapai lebih dari 6 kilometer. Adapun lorong bekas lobang jepang ini
mempunyai 21 ruangan yang dulunya pernah digunakan oleh penjajah jepang. Seperti
ruang amunisi untuk menyimpan berbagai senjata, ruang pertemuan untuk membicarakan
strategi perang, ada juga pintu pelarian, ruang penyekapan, dan ruang dapur yang berfungsi
untuk tempat para pekerja yang tewas, tubuhnya di potong lalu di buang kesaluran air, agar
jasadnya tersebut bisa mengalir ke ngarai sianok. Tidak terhitung berapa orang yang tewas
dalam membangun lobang jepang ini, karena sudah tidak kuat dan beratnya kerja yang
dilakukan dalam membangun lobang ini.
Pada bagian dinding lobang jepang sampai saat ini masih dipertahankan
keutuhannya dan tidak dirubah sedikitpun, karena bisa meredam suara didalamnya.
Pembuatan lobang jepang adalah intruksi letjen maritake tanabe, ia adalah panglima devisi
ke 25 angkatan dari bala tentara jepang. Lobang ini mampu menahan lerusan boo seberat
500 kg. pembangunan lobang jepang dikerjakan pada pada tahun 1942 dan selesai pada
awal juni 1944. Padan proses pembuatan lobang jepang ini disebut romusha. Pekernjanya
bukanlah orang bukittinggi melainkan melainkan orang yang berasal dari Kalimantan,
Sulawesi, dan jawa.
Banyak hal yang unik dala pembuatan lobang jepang ini, salah satunya tidak
diketahui oleh masyarakat bukitinggi pada saat penjajah jepang membuat trowongan ini.
Dan tidak ditemukannya bekas galian lobang tersebut, masyarakat beranggpan bahwa tanah
galian tersebut dibuang sedikit demi sedikit ke ngarai sianok.
Dibalik sejarah lobang jepang yang mengerikan ini, namun masyarakat bukittinggi
menjadikannya sebagai tempat wisata pada tahun 1986. Jika berkunjung ke bukittinggi,
jangan lupa mampir dulu ke lobang jepang, dengan kita berkunjung ke lobang jepang kita
akan merasakan betapa besarnya perjuangan pekeja paksa lobang jepang untuk bertahan di
bawah tekanan penjajah jepang. Tidak afdol rasanya kalau ke bukittinggi namun tidak
masuk ke dalam lobang jepang, tidak ada salahnya jika berkunjung ke lobang jepang untuk
mengetahui dan memahami tentang sejarah dan apa saja yang tedapat di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun