Mohon tunggu...
WULAN SASKIA
WULAN SASKIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiawa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menyukai dunia sastra terutama fiksi dan puisi

Hobi membaca webtoon, menobton youtube dengan konten random

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosial Media Baik atau Toksik?

20 Juni 2023   17:46 Diperbarui: 20 Juni 2023   17:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sosial media menjadi kebutuhan yang digandrungi oleh seluruh lapisan dan kalangan masyarakat. Eksistensinya selalu meningkat di setiap waktu, dan aplikasinya terus berkembang dengan fitur-fitur yang tidak pernah gagal menyenagkan hati penggunanya. Di antara media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia sendiri adalah Youtube, WhatsApp, TikTok, Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, dan Line. Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite, Indonesia menempati posisi kedua dengan jumlah pengguna TikTok mencapai 109,9 juta pengguna.


Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan di sosial media. Bagi orang yang menyukai fotografi, hasil fotonya bisa diunggah dan mendapat ribuan like dan menjadi portofolio dari sang fotografer. Selain itu banyak orang yang senang membagikan hasil berswafotonya. Bila hasil fotonya banyak penyuka, bisa menjadi selebriti mendadak atau selebriti instagram selebgram. Media sosial juga menjadi ladang jual beli. Sekarang sudah banyak sekali toko online yang mempromosikan barang dagangannya dengan cara yang kreatif dan inovatif. Misalnya membuat video di TikTok, mengunggah di Instagram dsb. Tidak sedikit juga orang yang membagikan segala kegiatan di kesehehariannya ke media sosial.
Namun, tidak jarang orang yang merasa iri dengan kehidupan seseorang di media sosial. Baik itu dari segi ekonomi, hubungan asmara, pertemanan dsb. Orang-orang jadi mengikuti standarisasi yang mereka lihat dari medsos. Tetapi yang tidak disadari sepenuhnya bahwa apa-apa yang diunggah di media sosial itu tidak selalu sama dengan kenyataan. Maksudnya, seseorang yang mengunggah ke media sosial itu ingin membagikan sesuatu yang baik-baiknya saja. Tapi karena itu, yang melihat menjadi membandingkan kehidupannya. Hal ini tentunya tidak baik untuk kehidupan.


Namun tidak ada yang bisa dilakukan kepada ratusan juta pengunggah sosal media. Perlu adanya kesadaran dari masing-masing pribadi untuk membatasi penggunaan media sosial. Banyak juga perilaku tidak baik dari mengikuti standardisasi sosial media. Selain jadi membandingkan kehidupan pribadi, orang jadi terpaku di kehidupan sosial medianya. Padahal kita hidup dikenyataan yang mana harus kita jalani dengan baik.


Banyak hal positif yang kita dapatkan dari sosial media jika kita bisa menggunakannya secara bijak dan dengan batas yang wajar. Namun sosial media juga bisa menjadi racun jika kita terhanyut dalam hal-hal yang tidak perlu. Seperti pamer kekayaan, mengunggah sesuatu yang melanggar norma kesusilaan, mengumbar aib pribadi atau keluarga, melontarkan ujaran kebencian apalagi membawa unsur SARA. Karena tak sedikit yang terjadi di kolom komentar Instagram atau twitter itu saling caci atau perang komentar ketika berbeda pendapat tentang suatu hal.


Jangan terhanyut kehidupan sosial media yang semu dan penuh kepalsuan. Hiduplah di kenyataan dengan sebaik-baiknya. Jadikan sosial media itu jembatan untuk kita berkarya, membangun relasi, dan sarana hiburan ketika kita penat di kehidupan nyata. Sebarlah hal yang positif dimanapun dan kapanpun. Jangan sampai sosial media menjadi bumerang yang menjerumuskan kita ke dalam hal negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun