Karena itu pada awal ayat dikatakan
Wahai hambaKu yang melampaui batas
Secara umum seruan ini untuk orang kafir atau orang yang sesat. Namun secara khusus hambaNya yang beriman pun sering melakukan hal-hal yang melampaui batas hingga zalim pada diri sendiri dan orang lain.
Kondisi kita yang melampaui batas sering terjadi ketika harapan tak kunjung terwujud yaitu dalam bentuk hubungan kita dengan Allah mulai merenggang, semakin mudah kita melakukan keburukan hingga membenci ketentuan Allah bahkan membenciNya (aku berlindung kepada Allah dari hal demikian).
Di sini kita pun putus asa dengan mengatakan Allah tak menghiraukan doa kita, Allah tak mengampuni dosa kita lalu tak mengabulkan doa, Allah membenci kita, Allah menghinakan kita.
Karena itu, di ayat ini Allah menyebut dengan kata . Rahmat adalah kelembutan, kebaikan dan simpati. Maka arti rahmat Allah adalah semua kebaikan Allah kepada hambaNya. Semua, tanpa terkecuali.
Dan rahmat itu tidak hanya di dunia tapi juga di alam kubur hingga akhirat.
Secara sederhana, memaknai dua ayat ini, yaitu tetaplah berharap dan teruslah berharap. Apa pun itu harapan kita. Sebagai bentuk keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala ketentuan. Walaupun entah di mana dan kapan harapan itu ada dan akan berwujud. Sungguh sejatinya, janjiNya akan dipenuhi. Apakah di dunia dan juga akhirat.
Tetaplah berharap.
Allah tak akan menyia-nyiakan harapan orang baik yang berbuat baik.
Allahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H