Mohon tunggu...
Wulan Saroso
Wulan Saroso Mohon Tunggu... Lainnya - educator, mompreneur, sosio developer

istri dan ibu, pendidik informal, mompreneur, sosio developer suka membaca, menulis, bikin kue, berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Kala Putus Asa (Bukan Putus Layangan)

27 Januari 2022   11:20 Diperbarui: 27 Januari 2022   11:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena itu pada awal ayat dikatakan

Wahai hambaKu yang melampaui batas

Secara umum seruan ini untuk orang kafir atau orang yang sesat. Namun secara khusus hambaNya yang beriman pun sering melakukan hal-hal yang melampaui batas hingga zalim pada diri sendiri dan orang lain.

Kondisi kita yang melampaui batas sering terjadi ketika harapan tak kunjung terwujud yaitu dalam bentuk hubungan kita dengan Allah mulai merenggang, semakin mudah kita melakukan keburukan hingga membenci ketentuan Allah bahkan membenciNya (aku berlindung kepada Allah dari hal demikian).
Di sini kita pun putus asa dengan mengatakan Allah tak menghiraukan doa kita, Allah tak mengampuni dosa kita lalu tak mengabulkan doa, Allah membenci kita, Allah menghinakan kita.

Karena itu, di ayat ini Allah menyebut dengan kata . Rahmat adalah kelembutan, kebaikan dan simpati. Maka arti rahmat Allah adalah semua kebaikan Allah kepada hambaNya. Semua, tanpa terkecuali.
Dan rahmat itu tidak hanya di dunia tapi juga di alam kubur hingga akhirat.

Secara sederhana, memaknai dua ayat ini, yaitu tetaplah berharap dan teruslah berharap. Apa pun itu harapan kita. Sebagai bentuk keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala ketentuan. Walaupun entah di mana dan kapan harapan itu ada dan akan berwujud. Sungguh sejatinya, janjiNya akan dipenuhi. Apakah di dunia dan juga akhirat.
Tetaplah berharap.
Allah tak akan menyia-nyiakan harapan orang baik yang berbuat baik.

Allahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun