Sebagai anak pertama, aku menyaksikan jatuh bangun bapak sebagai kepala keluarga. Walaupun pernah absurd aku memaknainya, namun perlahan aku bisa memahami mengapa bapak dulu begini dan begitu ketika aku sudah berkeluarga.
Maafkan aku, pak…
Dulu sempat aku menilai bapak begini dan begitu, karena aku belum paham tentang kehidupan
Istirahat yang tenang ya pak
Doaku  buat bapak, semoga diizinkan Allah menjadi amal jariyah bapak
Oya pak, alhamdulillah setahun terakhir aku dapat kesempatan mengeja hafalan Al Quran. Sejak awal kuniatkan, huruf demi huruf hafalan itu semoga bisa mengalir pahalanya untuk bapak. Aku pun ingin suatu hari nanti di pertemuan kita, mempersembahkan mahkota untuk bapak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H