Mohon tunggu...
Nur Wulansari
Nur Wulansari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terapeutik Juga Butuh Perasaan

28 Maret 2019   07:55 Diperbarui: 28 Maret 2019   15:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teman-teman kemarin kita sudah membahas tentang strategi intervansi konseling nah sekarang kita akan membahas tentang hubungan teraupetik dan empati.  Pasti kalian binggung kan apasih hubungan nya antara teraupetik dan empati.  Yuk... Mari kita bahas.

Jadi sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai hubungan teraupetik dan empati, sebelumnya kita kenali dulu yuk apa itu teraupetik dan empati.
Teraupetik sendiri dalam kamus besar bahasa indonesia atau KBBI artinya berkaitan dengan terapi,  terapi ini umumnya digunakan dibidang medis untuk membantu menyembuhkan pasien yang mengalami suatu penyakit.  

Tetapi teraupetik atau terapi ini tidak hanya dilakukan dalam bidang medis saja,  dalam bidang konseling teraupetik ini juga bisa dilakukan oleh konselor sebagai terapi untuk menangani klien nya yang trauma misalnya akan permasalahan yang dialaminya.  Tujuan dari teraupetik ini sendiri yaitu untuk memberikan penanganan baik yang telah diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan.

Dalam teraupetik ini juga diperlukan komunikasi antara konselor dan klien nya yang bisa mendorong dan membantu proses penyembuhan klien.  Jadi untuk konselor dibutukan kemampuan atau ketrampilan dalam berinteraksi untuk membantu klien beradaptasi dengan stress yang dialaminya atau gangguan pskilogis misalnya.  

Sedangkan empati sendiri adalah hasrat atau keinginan seseorang untuk menolong sesama atau empati ini merupakan keadaan mental dimana hasrat untuk menciptakan sesuatu yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. 

Istilahnya kita sendiri merasa iba dengan orang lain sehingga muncullah hasrat atau keinginan untuk menolong orang lain atas dasar perasaan kita yang sama dengan mereka.

Lalu... Apa hubungannya antara teraupetik dan empati,  dari definisi diatas antata teraupetik dan empati kita bisa mengambil kesimpulan tentang hubungan antara teraupetik dan empati dalam hal konseling, bahwa  ketika klien sedang trauma dengan masalah yang dialaminya seorang konselor sebagai yang menangani masalah tersebut memberikan terapi kepada klien nya sesuai masalah yag dialaminya, dalam menanganinya konselor perlu komunikasi eraupetik dengan klien nya agar konselor bisa mengungkap perasaan,  dan mengkaji masalah yang di alami oleh klien nya.  

Secara tidak langsung dalam berkomunikasi eraupetik tadi konselor juga menempatkan sifat empati tersebut kepada klien nya dimana sikap ini konselor bersedia untuk menempatkan dirinya pada posisi klien,  sehingga konselor sendiri bisa merasakan apa yang dialami oleh klien nya. 

Dengan respon empati si konselor terhadap klien nya,  klien akan menagkap kesan positif bahwa konselor telah memberikan perhatiannya kepada klien sehingga klien tersebut merasa benar-benar dibantu untuk menyelesaikan masalahnya.  Karna terapi konseling pun butuh pendekatan antara si konselor dan kliennya.

Kesimpulannya dari hubungan teraupetik dan empati disini adalah bahwa dua hal ini merupakan komponen penting dalam konseling dan antara teraupetik dan empati ini saling berhubungan. Karna perasaan kita juga bisa membantu orang lain, kenali dulu perasaanya.
Terimakasih. Semoga bermanfaat...

Sampai bertemu di judul selanjutnya :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun