Peran serta dukungan keluarga untuk pencegahan penyakit Tb paru sangatlah penting, demikian peran perawat juga menentukan keberhasilan penyembuhan dengan cara melakukan promosi kesehatan kepada keluarga yang terkena penyakit Tb paru. Salah satu peran penting perawat yaitu mengedukasi keluarga agar selalu mengingatkan pengaturan jadwal minum obat kepada salah satu anggota yang terkena penyakit Tb paru. Selain mengedukasi, peran lain perawat yaitu pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik atau penyuluh Kesehatan, koordinator, kolaborator serta konselor keperawatan. Peran edukator perawat selain pengaturan jadwal, perawat dapat melakukan promosi kesehatan dengan program DOTS (Direct Observed Treatment Short-course) merupakan panduan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) jangka pendek (Sari et al., 2020).
Program DOTS ini merupakan hal penting untuk membantu menentukan keberhasilan penyembuhan penyakit dengan waktu yang sudah ditentukan. Meskipun program obat yang digunakan sudah bagus tetapi jika pasien tidak melakukan sesuai anjuran maka hasil yang didapatkan tidak sesuai keinginan.Â
Menurut Kondoy et al., (2014) menyebutkan bahwa kegagalan pasien Tb paru dalam pengobatan dapat diakibatkan oleh banyak faktor antara lain yaitu obat, penyakit dan pasien itu sendiri. Faktor obat yaitu paduan obat yang tidak adekuat, jangka waktu pengobatan yang kurang, dosis yang tidak adekuat serta terjadi resistensi obat. Faktor kedua dari penyakit yaitu adanya komorbiditas atau adanya penyakit penyerta. Faktor ketiga yaitu pasien sendiri tidak adanya kemauan untuk sembuh sehingga tidak ada dorongan untuk mematuhi program penyembuhan.Â
Menurut Fitri (2018) dijelaskan bahwa alasan pasien tidak mematuhi pengobatan yaitu kurangnya pengetahuan serta motivasi pendukung dari keluarga. Selain itu, beberapa pasien mengatakan bahwa ketidaktahuan obat yang dikonsumsi bersifat wajib minum selama enam bulan tanpa berhenti mengakibatkan pasien tidak teratur dalam meminum obat dan pasien juga tidak mengetahui bahwa jika tidak meminum obat penyakit Tb paru tidak akan sembuh. Selain itu pasien tidak mengetahui bahwa penyakitnya beresiko menularkan kepada orang lain.
Penyakit Tb paru dapat sembuh dengan adanya kepatuhan terhadap pengobatan selama enam bulan, akan tetapi banyak pasien gagal dalam disebabkan efek samping obat serta aturan minum obat yang rumit. Dengan demikian pasien merasa sudah sembuh setelah memulai pengobatan sehingga pasien terpaksa berhenti dan tidak melanjutkan minum obat sebelum waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, peran perawat juga melakukan promosi kesehatan pencegahan penyakit Tb paru bagi anggota keluarga dalam satu rumah yang tidak terkena penyakit. Promosi Kesehatan (promkes) dapat dilakukan dengan adanya dukungan keluarga atau motivasi untuk mengetahui informasi yang akan disampaikan. Promkes yang dilakukan dapat dimulai dari media yang sesuai dengan sasaran contohnya yaitu menggunakan leaflet dan poster agar terlihat menarik.
Promosi kesehatan dapat mencakup beberapa informasi pencegahan penyakit Tb Paru seperti ventilasi rumah yang luas, pencahayaan rumah yang baik serta kelembapan rumah. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan anggota keluarga yang sehat tertular dengan yang sakit yaitu, percikan dahak ketika batuk dikarenakam ventilasi rumah yang kecil. Ventilasi rumah berperan penting untuk pencegahan karena kuman Mycrobacterium tuberculosis akan mati apabila terkena sinar matahari. Dalam keadaan gelap dan lembab, percikan dahak yang menganduk kuman tersebut dapat bertahan selama beberapa jam (Depkes RI, 2008). Kurangnya ventilasi pada rumah penderita penyakit Tb paru dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain faktor sosial ekonomi yang rendah berhubungan dengan tingkat pendidikan, kondisi sanitasi lingkungan, status gizi serta kemampuan mengakses pelayanan kesehatan (Yuliari & Mediastari, 2021). Ekonomi yang rendah menyebabkan terjadinya penurunan status gizi terhadap penderita penyakit Tb paru diakibatkan kemampuan daya beli seseorang dalam memenuhi gizi yang berdampak pada penurunan kekebalan tubuh dan dapat mengakibatkan kuman menginfeksi penderita penyakit Tb paru.
Selain ventilasi yang luas, bagi anggota keluarga yang sehat dianjurkan untuk menggunakan masker setiap kali kontak dengan penderita penyakit Tb paru dikarenakan mudahnya kuman masuk dan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang sehat. Adapun beberapa upaya lain yang dapat dilakukan anggota keluarga untuk pencegahan penyakit Tb paru sebagai berikut : 1) Menjauhkan anggota keluarga yang sehat dari penderita penyakit Tb paru saat batuk, 2) Menghindari penularan melalui dahak penderita penyakit Tb paru, 3) membuka jendela rumah untuk pencegahan penularan Tb paru dalam keluarga, 4) Menjemur kasur penderita penyakit Tb paru untuk pencegahan penularan Tb paru dalam keluarga 5) Tidak menukar alat makan dan mandi dengan penderita penyakit Tb paru (Jaji, 2018).
KESIMPULAN
Dari essay diatas dapat disimpulkan bahwa peran perawat selain membantu mangaturkan jadwal bagi penderita penyakit Tb paru untuk pengobatan selama enam bulan, perawat juga dapat melakukan edukasi kepada keluarga agar tidak tertular penyakit Tb paru. Anggota keluarga yang sehat dapat berperan penting untuk menjadi motivator bagi penderita untuk mematuhi aturan minum obat. Adapun beberapa pencegahan yang dapat dilakukan keluarga dirumah yaitu memodifikasi lingkungan seperti memperluas ventilasi udara agar sinar matahari masuk kedalam rumah untuk membantu kuman Mycrobacterium tuberculosis mati.
SARAN
- Bagi perawat, diharapkan dapat meningkatkan program DOTS agar penderita penyakit tb paru di Indonesia semakin menurun
- Bagi keluarga, diharapkan keluarga berpartisipasi aktif dalam pencegahan penularan penyakit Tb paru dirumah dengan cara melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menjemur kasur dan bantal, membuka pintu dan jendela setiap hari, makan dan minum yang bergizi, tidak merokok dan minum minuman keras, olahraga secara teratur, serta jangan menukar perlatan makan  dan minum dengan penderita penyakit Tb paru.
DAFTAR PUSTAKA