Mohon tunggu...
Wulan Lee
Wulan Lee Mohon Tunggu... -

seorang istri dan seorang ibu.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Goresan di Pantai Teluk Penyu, Mengajarkan Anak Mencintai Lingkungan

1 Juni 2014   23:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_339534" align="aligncenter" width="515" caption="pantai teluk penyu doc.pribadi"][/caption]

Cerita tentang keindahan pantai teluk penyu mungkin tak ada habisnya. Artikel sejenis mudah kita temui dimana-mana termasuk postingan di Kompasiana. Karena pengaruh dari artikel tersebut banyak wisatawan mancanegara yang tertarik untuk berkunjung ke pantai ini, terbukti beberapa kali aku melihat bule yang berseliweran dipantai teluk penyu. Menuju kepantai teluk penyu sangat mudah mau naik angkutan umum juga mudah tinggal bayar ongkos 3000 dari terminal sudah bisa sampai kesana. Jika mau naik mobil pribadi juga gampang karena  banyak plang pentunjuk arah yang kita temui.

[caption id="attachment_339536" align="aligncenter" width="517" caption="pantai teluk penyu, doc pribadi"]

1401614106109686207
1401614106109686207
[/caption]

Aku bisa dikatakan wong cilacap asli walaupun sudah agak lama tak menetap dikota ini tapi sejak kecil aku tumbuh dan besar disekitar pantai. Makanya aku tahu betapa pantai teluk penyu dulu dan sekarang sudah banyak perubahan. Dulu memang indah tapi sekarang lebih indah lagi. Jika dulu pohon ditepi pantai tak serindang sekarang  dan dipantai ini dulu susah sekali mencari tempat untuk berteduh ataupun mencari tempat duduk. Sekarang sudah  banyak tempat duduk ataupun saung untuk para pengunjung. Itu artinya pengelola wisata koat Cilacap sudah lebih banyak memperhatikan kenyamanan para pengunjungnya.

[caption id="attachment_339540" align="aligncenter" width="513" caption="asrinya pantai teluk penyu, doc.pribadi"]

14016146001406212061
14016146001406212061
[/caption]

Emang sih keadaan pantai masih kurang bersih karena sampah masih berserakan dimana-mana. Tapi kotak sampah juga sudah mulai banyak dipantai ini. Sebenarnya kotornya pantai disebabkan karena prilaku masyarakat yang dengan seenak jidatnya membuang sampah semau gw. Itu yang bikin aku malas datang kepantai tersebut karena rada-rada kotor. Tapi aku selalu kangen untuk bisa duduk-dudk disana walaupun hanya menikmati debur gemuruh  ombak yang beriak sudah bikin kepenatan hidup jadi berkurang.

[caption id="attachment_339535" align="aligncenter" width="515" caption="ibu pemulung dipantai teluk penyu, doc.pribadi"]

1401613958236752554
1401613958236752554
[/caption]

Seperti minggu kemarin  saat libur  aku datang kesana hanya untuk  duduk-duduk menikmati angin yang bertiup ditepi pantai dan gemerisik dedaunan sambil membawa makanan kecil. Saat itulah  aku melihat seorang ibu pemulung memunguti botol-botol plastik di kantung yang ia bawa. Oh Profesi inilah profesi yang mulia setidaknya membantu pantai terlihat agak bersihan.

[caption id="attachment_339539" align="aligncenter" width="512" caption="kegiatan positif anak membersihkan sampah, doc.pribadi"]

1401614401169450285
1401614401169450285
[/caption]

Agak lama aku memperhatikan ibu pemulung itu namun tiba-tiba sekelompok anak SD lewat dihadapanku dan apa yang kulihat membuat hatiku senang tak terkira. Dari tangan-tangan kecil mereka terkumpulan sampah-sampah plastik di tepi pantai. Akupun mendengar salah seorang bertanya "Ustad  yang ini termasuk juga ya us?" kulihat anak tersebut menunjukkan sampah plastik bekas makanan kehadapan seorang bapak. Bapak Ustad langsung mengiyakan pertanyaan anak didiknya.

[caption id="attachment_339537" align="aligncenter" width="511" caption="sekelompok anak mungutin sampah, doc.pribadi"]

14016142221812975044
14016142221812975044
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun