Mohon tunggu...
Wulan Lee
Wulan Lee Mohon Tunggu... -

seorang istri dan seorang ibu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Tua Ngotot

10 Juli 2014   19:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:44 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 10 Juli 2014 merupakan hari pertama anak-anak masuk sekolah. Kebetulan keponakanku tahun ini masuk sebagai siswi baru di sebuah SDIT. Karena aku ingin sekali mengantarnya kesekolah pagi ini aku ikut serta. Sedang menunggu disekolah tersebut aku lihat pengumuman keponakanku itu termasuk di kelas mana. Keponakanku saat ini usianya 6 tahun 5 bulan. Sambil melihat pengumuman yang isinya nama anak, panggilanya, jenis kelamin, nama orang tua, alamat tinggal dan juga usia si anak

Aku bengong  melihat salah satu nama dalam kelas keponakanku tersebut bukan karena nama anaknya yang bikin aku bengong tapi ada seorang anak yang berusia 4 tahun 7 bulan. Artinya tuh anak masuk sekolah pertama kali  diusia 2 tahun 7 bulan setelah menempuh pendididkan 2 tahun di TK maka ia lulus TK usia 4 tahun 7 bulan . Wow buatku tuh anak hebat banget ya, diusia dini ia beda dari yang lain nya dimana usia 4 tahun 7 bulan anak lain baru masuk TK A atau mungkin TK B  ia sudah masuk SD. Buat saya itu prestasi yang tak terkira dan pasti tuh anak jenius banget.

Karena penasaran dengan anak jenius tersebut akupun bermaksud memperhatikan dan melihat langsung seperti apa ya anak jenius tersebut. Sambil menunggu keponakanku di luar kelasnya aku perhatikan wajah wajah ceria anak-anak dikelas tersebut ada yang masih ditungguin orangtuanya didalam kelas, ada yang asik sendiri dengan teman lainya, ada juga yang serius mendengarkan sang guru berbicara seperti keponakanku itu.

Yang menarik tuh saat guru memanggil semua nama murid dikelas tersebut, giliran nama anak yang aku bilang jenius tersebut dipanggil aku mendapati ia sedang ditunggui oleh orangtuanya. Sepertinya ia sedang menangis, ia belum dapat beradaptasi dengan lingkungan dan teman-temannya yang  barunya. Saat  guru bertanya padanyapun ia tak mau menjawab malah asik ngelendot dengan ibunya. Mikir..... ini nih yang disebut jenius. Berpikir positif jangan-jangan tuh anak udah lancar baca dan pandai berhitung kali ya? walaupun masuk SDIT ini gak harus bisa baca dan bisa berhitung cukup mengenal hurup dan angka saja.

Seorang ibu lain didekatku yang sedang menunggui anaknya berucap padaku bahwa ia kenal dengan anak dan  ibu itu, sambil menunjuk si ibu dan anak jenius (persi ku). Sepertinya si ibu tersebut bicara panjang lebar pada ku karena melihat keherananku melihat anak unyil  udah bisa masuk SD padahal usianya belum aja 5 tahun. Ia berucap bahwa anak mereka sama-sama di TKIT yang sama bahkan tempat tinggal mereka berdekatan. Si anak itu gak jauh beda saat di TK masih suka minta ditemani ibunya didalam kelas bahkan nangis dulu kalau mau masuk ke kelas kalau tidak ditunggui ibunya.

Baca atau berhitung juga belum lancar seperti anaknya, kalau kenal hurup dan angka emang iya tapi prestasinya biasa-biasa saja. Sebenarnya banyak ibu di TK tersebut yang berpendapat bahwa yang ngotot menyekolahkan  anak jenius tersebut masuk SD itu si ibunya padahal mah kalau baiknya tuh anak masuk TK B satu tahun lagi toh ia saat lulus TK ia masih berusia 5 tahun 7 bulan belum  berusia 6 tahun. Tapi itulah karena ibunya ngotot  yang penting bisa masuk SD lebih cepat 2 tahun dari temannya yang lain bukan kah prestasi yang baik, terlepas walaupun ia belum bisa baca dan berhitung xixixi.

Mungkin nih sebagai ibunya pasti dong ia memikirkan yang terbaik untuk anaknya. Cuma heran aja kok bisa ya sekolah menerima anak yang masih usia dibawah 5 tahun masuk SD padahal mah kalau masuk SD kan harus 7 tahun jika sekolah di SD Negri dan jika swasta setidaknya 6 tahun 1 bulan masih bisa diterima ini 4 tahun 7 bulan wow hebat banget. Kalau gitu mari berbondong-bondong masukkan anak di SD swasta dengan usia dibawah 5 tahun biar anak kita bisa selesai S1 diusia 20 tahun. Prestasi yang hebat bukan............????? Dan kalau anak gak sanggup dengan pendidikannya genjot terus yang penting orangtua ngotot pokoknya anak harus selesai sekolah diusia muda. Mau si anak gak sanggup atau sampai rambut rontok pokoknya orangtua ngotot aja masa bodo dengan beban si anak.

Aku sih gak keberatan kalau benar anak dibawah usia 5 tahun bisa masuk SD asalkan emang benar itu peraturan pemerintah. Seperti di Korea anak masuk SD sekarang berusia 5 tahun jika dibawah 5 tahun belum bisa dan dimana-mana sekolahan baik swasta maupun negri peraturannya sama. Tidak seperti di Indonesia di negri ataupun diswasta masuk sekolah SD bisa beda 2 tahun usianya seperti di tempat keponakanku bersekolah. Acuan menerima siswa baru  mungkin berpedang teguh pada peraturan di yayasan sekolah sendiri yang punya standar usia berapa yang bisa diterima disekolah tersebut, gak perlu ingikutin peraturan pemerintah.

Mikir .......

Salam perubahan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun