Aku terselip diantara mereka
Sesekali dilirik olehmu
Ruangan yang dingin
Posisi di kotak besi
Terkadang memuatku menggigil
Jarang sekali aku disentuh
Apa karena aku tak menarik
Atau karena telah kusam
Aku memang ta pandai berdandan
Toh, siapa yang mau mendandaniku
Suatu saat aku melihat
Seorang yang sedang mencari-cari
Ia bertanya kepada bapak penjaga
Rupanya seorang wanita
Lembut nian tangannya
Wangi dan bersih
Aku malu ketika ia mulai membukaku
Matanya terpancar kebahagiaan
Seolah apa yang ia cari selama ini ada diriku
Ia tersenyum
Nampaknya ini pertama kalinya
Aku keluar dari ruangan dingin
Ia meletakkanku dengan sopan
Dibawanya aku di bawah pohon rindang
Seminggu dua minggu
Ia terus membawaku
Ke taman, mall, masjid
Bahkan ia tak melupakanku
Hingga tibanya perpisahan
Rasa-rasanya aku tak mau
Tangan lembutnya
Bola matanya
Dan senyumannya
Tak bisa lenyap begitu saja
Teman-temanku pun begitu iri
Ia bertanya kemana saja aku pergi
Apa saja yang sudah dilakukan
Aku banyak bercerita
Karena selama ini
Aku hanya menjadi pendengar
Wanita itu merawatku dengan baik
Ia mendandaniku dengan plastik tebal transparan
Tubuhku pun menjadi tambah harum
Ia selipkan pula bunga kertas kering di dalamnya
Buku sejarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H