Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - blogger

berbagi cerita, karena kelak ini jadi sejarah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Dirasa [Buku]

24 Mei 2012   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terselip diantara mereka
Sesekali dilirik olehmu
Ruangan yang dingin
Posisi di kotak besi
Terkadang memuatku menggigil

Jarang sekali aku disentuh
Apa karena aku tak menarik
Atau karena telah kusam
Aku memang ta pandai berdandan
Toh, siapa yang mau mendandaniku

Suatu saat aku melihat
Seorang yang sedang mencari-cari
Ia bertanya kepada bapak penjaga
Rupanya seorang wanita
Lembut nian tangannya
Wangi dan bersih
Aku malu ketika ia mulai membukaku

Matanya terpancar kebahagiaan
Seolah apa yang ia cari selama ini ada diriku
Ia tersenyum

Nampaknya ini pertama kalinya
Aku keluar dari ruangan dingin
Ia meletakkanku dengan sopan
Dibawanya aku di bawah pohon rindang

Seminggu dua minggu
Ia terus membawaku
Ke taman, mall, masjid
Bahkan ia tak melupakanku

Hingga tibanya perpisahan
Rasa-rasanya aku tak mau
Tangan lembutnya
Bola matanya
Dan senyumannya
Tak bisa lenyap begitu saja

Teman-temanku pun begitu iri
Ia bertanya kemana saja aku pergi
Apa saja yang sudah dilakukan
Aku banyak bercerita
Karena selama ini
Aku hanya menjadi pendengar

Wanita itu merawatku dengan baik
Ia mendandaniku dengan plastik tebal transparan
Tubuhku pun menjadi tambah harum
Ia selipkan pula bunga kertas kering di dalamnya

Buku sejarah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun