Manusia adalah mahluk sosial, atau dalam istilah yang lain dikatakan sebagai homo socius, adalah istilah-istilah yang tidak asing lagi di telinga kita. Istilah-istilah tersebut sudah akrab di masyarakat dan diterima keberadaannya.Â
Namun, apa yang dimaksud dengan mahluk sosial itu masih bersifat abstrak. Oleh karena itu, kiranya kita, sebagai manusia yang katanya mahluk sosial, harus memahami betul apa itu yang dimaksud dengan mahuk sosial dan sejauh mana manusia itu dikatakan sebagai mahluk sosial, bukan mahluk yang bersifat tunggal.
Permasalahan tentang maksud atau makna dari manusia sebagai mahluk sosial atau homo socius ini sudah seringkali menjadi perbincangan, terlebih di kalangan akademisi dan intelektual, hal ini terbukti dari banyaknya teori-teori yang tercetus tentang permasalahan-permasalahan sosial. tidak terbatas di kalangan akademisi dan intelektual, semua masyarakat pun secara alamiah turut merasakan dan menemukan kenyataan bahwasannya manusia itu adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, melainkan selalu bergantung pada orang lain.Â
Tetapi, tidak ada salahnya jika kita kembali merenungi maksud dari istilah tersebut, untuk memahami sejauh mana batasan manusia dikatakan sebagai mahluk sosial dan jangkauan ketergantungan dari manusia antara satu sama lainnya.
Secara filosofis eksistensi manusa adalah sosial. ini bisa saja mengacu pada kenyataan bahwa sebenarnya dalam hal apapun manusia selalu membutuhkan manusia yang lainnya, entah itu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat materil seperti sandang, pangan, dan papan, maupun kebutuhan yang bersifat imateril seperti kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, mengekspresikan gagasan, atau menjadi diri sendiri. Kesemuanya itu membutuhkan peran kolektif dari lingkungan sosial untuk bisa sampai terwujud.Â
Hal tersebut lantaran tanpa bantuan lingkungan sosial, manusia tidak akan mungkin dengan mudah memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. Sebab, dengan lingkungan sosial lah kebutuhan-kebutuhan tersebut bisa terpenuhi. Untuk mendapatkan makanan, di hari ini sangat sulit jika harus mengusahakannya sesorang diri: menanam sendiri, memanen sendiri, mengolah sendiri.Â
Untuk mempertahankan suhu tubuh, hari ini manusia membutuhkan bantuan manusia yang lainnya yang terampil dalam membuat pakaian. Untuk dapat terhindar dari sengatan matahari dan derasnya hujan pun, manusia hari ini memerlukan bantuan orang lain untuk membuat bangunan yang layak.
Dalam hal imateril, yang mana pemenuhan kebutuhan satu ini bersifat psikologis, pun membutuhkan bantuan lingkungan sosial. Untuk memenuhi kebutuhan ini pun manusia memerlukan validasi, pujian, apresiasi, hingga dukungan dari orang lain. Seorang individu membutuhkan dukungan juga apresiasi dari orang lain untuk bisa menjadi dirinya sendiri.Â
Untuk sampai pada tahap ini pula, individu memerlukan contoh yang nyata dari lingkungan sosial. ataupun untuk berkarya, berkreativitas, dan mengaktualisasikan dirinya manusia membutuhkan peranan dari orang lain. Seperti membutuhkan kesempatan untuk bisa menuangkan ide-ide dan gagasannya secara bebas.Â
Juga, dalam prosesnya membutuhkan bantuan orang lain supaya tujuan dan cita-cita individu tersebut bisa sampai pada tujuan. Realitas tersebut merupakan ciri dari manusia sebagai 'homo socius' yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H