malam ini aku bermimpi
tengah bercengkrama denganmu dengan sama memakai baju biru
menapaki jejak yang sudah di pupus
menterjemahkan lagi bahasa rintik yang beku
kali ini dalam mimpi, kamu tak marah atau membisu
tanpa pilu tanpa pula sebongkah sendu
yang ada binar tenang menggurat rindu
malam ini aku bermimpi
kau acuh tak acuh namun di balut senyum
gigimu mencuat kedua ujung bibirmu naik ke atas
ke temukan lagi tatap hangat mu yang dulu
kau menulis kan ku sajak
dengan alunan musik tanpa lirik lagu
bukankah kau selalu suka itu?
menyukai hari itu, dalam mimpi itu aku bermimpi selayaknya itu
malam ini aku bermimpi
kita kembali larut hingga gelap
bukan apa, sekedar bercerita menyeka gundah
merajut benang buatkan jaring penggusur resah
lalu kau menuliskanku, dan aku menuliskannmu
katamu ini satu- satunya cara kita melampiaskan rindu
yang menggebu agar tak mengabu
malam ini aku bermimpi, kau mempimpikanku
malam ini aku bermimpi, kau mencintaiku
malam ini aku terbangun dari mimpi
menatap nanar
kali ini aku yang buta, tuli atau kau yang tak pernah lagi menyaji?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H