Tidak hanya itu, mereka mengunjungi Pantai Pandawa, yang terkenal dengan pasir putihnya yang lembut dan air laut yang jernih. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Jimbaran untuk menikmati panorama matahari terbenam yang memukau sambil menikmati hidangan seafood khas Bali.
Sebagai puncak perjalanan, rombongan mahasiswa mengunjungi Pura Tanah Lot, salah satu ikon wisata paling terkenal di Bali. Mereka terpesona oleh keindahan sunset di tempat ini sambil mempelajari nilai-nilai budaya dan spiritual yang melekat pada pura tersebut.
"Dengan mengikuti kegiatan ini, kami sebagai Mahasiswa PGSD UHAMKA mendapatkan pengalaman berharga tidak hanya dalam hal pendidikan tetapi juga dalam memahami keberagaman budaya dan alam Indonesia," ujar salah satu peserta perjalanan.
Penutupan Kegiatan KKN-DIK & SPW Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA mengunjungi Museum Muhammadiyah dan Jalan Malioboro.
Kelompok 24 KKN DIK Mahasiswa PGSD mengunjungi Museum Muhammadiyah mulai 1 Desember 2022, waktu kunjungan Museum Muhammadiyah adalah pada hari Selasa sampai dengan Ahad, pukul 09.00 s.d. 16.00 WIB. Lokasi museum bertempat di Jl. Ahmad Yani, merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 yang kini telah berusia 111 tahun. Organisasi ini didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta. Karena mahasiswa PGSD terlalu banyak, sehingga untuk memasuki area Museum Muhammadiyah dibagi menjadi beberapa kelompok, yang 1 kelompok nya berisikan kurang lebih 50 orang.
Dipandu oleh pemandu museum Muhammadiyah, dari lantai dasar hingga ke lantai 2, setiap sisi bagian Museum Muhammadiyah dijelaskan bergantian oleh pemandu nya. Sejarah berdirinya Muhammadiyah pun kini juga tersimpan dan dilihat di Museum Muhammadiyah. Museum yang diresmikan pada 14 November 2022 ini dibangun di atas lahan seluas 2800 meter persegi.
Mengutip dari laman UAD, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, berharap Museum Muhammadiyah menjadi kunci pembuka sejarah dan proyeksi Muhammadiyah masa depan. Dengan gedung yang dikonsepkan ramah anak, perempuan, dan disabilitas, museum ini menggunakan teknologi IT untuk menjelaskan story line tentang perjalanan Muhammadiyah. Saat memasuki ruang pertama, pengunjung akan mendapati sambutan Dr Muchlas MT selaku Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) sekaligus Rektor Universitas Ahmad Dahlan. Tepat disampingnya, juga terdapat kalimat sambutan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. Pengunjung juga akan disuguhi jejeran foto Ketua Umum PP Muhammadiyah, dari awal berdiri yakni Kiai Ahmad Dahlan, hingga periode terakhir yakni Prof Haedar Nashir. Masih dilantai yang sama, terdapat bola dunia raksasa yang dikelilingi buku-buku dengan penataan layaknya perpustakaan. Tak heran, spot ini sering menjadi lokasi foto dan video bagi anak jaman sekarang karena menyuguhi tampilan yang bisa dikatakan estetik dan instagramable. Jika lantai 1 memuat historiografi Muhammadiyah, lantai 2 berisi ruang pamer tematik Muhammadiyah untuk bangsa yang dapat membawa pengunjung untuk merasakan Muhammadiyah di masa lalu dan masa depan. Hingga pada ruang terakhir ditutup dengan sejarah singkat Organisasi Otonom Muhammadiyah juga 'Aisyiyah.
Selanjutnya, mahasiswa PGSD melakukan kunjungan ke Malioboro, karena waktu nya yang sangat singkat sehingga tidak bisa berlama-lama di sana, kami hanya melihat-lihat suasana Jalan Malioboro tersebut, dan berbelanja oleh-oleh sebentar untuk dibawa pulang ke Jakarta. Terdapat tiga jalan di Kota Jogja yang membentang dari Tugu Jogja hingga Kantor Pos Jogja. Secara keseluruhan ketiga jalan tersebut terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral A. Yani, dan Jalan Malioboro. Malioboro menjadi salah satu jalan tersebut dan merupakan pusat garis khayal Kraton Jogja.
Pemberian nama Jalan Malioboro yang diperkirakan dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1750-an tersebut terinspirasi dari sebuah jalan yang terdapat di kerajaan dalam kitab Ramayana yang dijadikan sebagai jalan utama dan sangat terkenal. Jalan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menyambut raja dan tamunya, serta menjadi jalan penting yang memiliki beragam keberkahan.
Hingga saat ini, Malioboro terus berkembang dengan tetap mempertahankan konsep aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Perjalanan studi ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada para mahasiswa, tetapi juga memperkuat ikatan antar sesama mahasiswa serta memperluas pandangan mereka tentang pentingnya pendidikan dalam memajukan bangsa. Dengan semangat yang membara dan pengetahuan yang lebih luas, para Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA siap untuk kembali ke kampus dan menerapkan pengalaman serta pembelajaran yang didapatkan selama perjalanan ini dalam proses pendidikan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H