Mohon tunggu...
anisa wulandari
anisa wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

anything

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Siapa di Sebelah Kita?

8 Juni 2023   23:07 Diperbarui: 8 Juni 2023   23:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Dokpri created on canva

Semua persiapan telah selesai, aku menimbang-nimbang barang apalagi yang akan kubawa, takutnya ada yang ketinggalan, yang susah juga aku, tidak terasa aku akan memasuki dunia perkuliahan, karena sebagai anak perantauan kami yang jauh dari pusat kampus disuruh tinggal di lingkungan asrama. Aku penasaran seperti apa kamar asrama aku nanti dan bagaimana temanku nanti, aku sudah berpikir kedepan pasti awal-awal kami akan terasa canggung, aku berdoa supaya tidak dapat teman yang pendiam, frustasi sendiri nanti kalau aku yang berjuang mati-matian memulai pembicaraan, semoga saja tidak.

Aku dapat giliran check-in di hari senin, karena barang bawaanku lumayan banyak akhirnya mamaku memutuskan untuk menyewa mobil, alhamdulillah tetanggaku menawarkan mobilnya untuk disewa senangnya lagi dia bersedia menjadi sopir sekalian melihat-lihat seperti apa lingkungan kampusku, Ya Rabb memang rezeki anak sholeh, sudah tetanggaku satu ini baik dikasih diskon pula, ucapku dalam hati.

Seperti orang tua pada umumnya, selama di perjalanan aku terus dikasih wejangan nasihat, wejangan pertama: kalau udah kuliah jangan sampai telat makan, wejangan ke dua: kesehatan di jaga, kalau udah di rawat di rumah sakit mama ga akan jenguk-jenguk, wejangan ke tiga: hati-hati pergaulan, inget jaman sekarang banyak yang hamil duluan padahal belum nikah. Dann masih banyak wejangan yang lainnya. Tapi wejangan paling epik adalah "kalau mau pacar-pacaran mending ga usah kuliah, langsung nikah aja, buang-buang duit mama".

Sampai di lokasi aku langsung ke meja panitia dan aku mendapat kamar di lantai 4, awalnya ngga mau tapi setelah dipikir-pikir lantai paling atas adalah lantai yang aman pada saat terjadi gempa, begitulah kira-kira. Ternyata roomate ku asik-asik semua, kami ada berlima sekamar. 

Hari pertama ada yang aneh bermula dari Rina temanku yang bercerita bahwa semalam dia terbangun karena suara berisik di kamar sebelah, awalnya kami memberi tahu kepada tetangga sebelah apa yang mereka lakukan sampai berisik tengah malam, namun kamar sebelah beralibi bahwa tidak ada yang berisik di kamar mereka, mereka tidur lebih awal malam itu, berarti itu dikamar sebelah kanan, ketika kami berkunjung kami mendapati bahwa kamar itu kosong tidak berpenghuni, bisa dilihat dari jendela pintu keadaan kamar yang sudah berdebu, kami intip-intip memang kamarnya seperti gudang, tidak mau pikir yang aneh-aneh berkilah saja mungkin yang didengar Rina dari kamar yang sebelah dan sebelah nya lagi, bisa jadi bukan?

Pada malam ke dua aku terbangun karena ingin buang air kecil, ketika mau balik ke kasur terdengar seperti orang memalu dinding, siapa yang bertukang malam-malam jam setengah 2? Aku penasaran namun juga takut mencoba mencari sumber suara dengan menempelkan telinga ke dinding, dinding di sebelah kiri suara nya semakin mengecil, tetapi ketika menempelkan telinga di dinding sebelah kanan suara ketokan palu semakin jelas, dan sadar bahwa di sebelah kanan adalah kamar kosong aku bergemetar hebat, mencoba membangunkan temanku semua, setelah bangun mereka masih stengah sadar.

Tapi ketika mereka mendengar hal yang sama dengan yang aku dengar mereka langsung berteriak mengumpat, di dalam kamar kami semua ketakutan apa yang terjadi di sebelah, siapa dan mengapa? Tidak lama terdengar suara hentakan pintu, aku memang takut tapi ketika kami tahu bahwa pintu kami dicoba dibuka oleh seseorang apalagi yang dilakukan wanita selain berteriak? Berbeda hal yang dilakukan oleh Yanti dia melangkah perlahan ke depan dan mengintip seseorang di balik jendela dan dia memberi tahu bahwa itu adalah bapak satpam, dia membuka pintu.

Satpam di asrama kami bertanya apakah terjadi sesuatu karena dia terdengan teriakan yang kencang dari lantai ini, dan kami pun menceritakan apa yang telah kami alami beberapa detik yang lalu, namun ada yang aneh satpam tersebut hanya diam menyuruh kami untuk tetap tenang lalu balik badan kemudian meninggalkan kami dengan perasaan yang masih dilanda cemas ketakutan, aku merasa ada yang aneh pada diri satpam itu, tatapan nya yang kosong dan tidak ada sisi emosional sama sekali, apakah dia tahu sesuatu? Namun yang pasti siapa di sebelah kita?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun