Mohon tunggu...
Pendidikan

Sebuah Karya Jurnalisme Investigasi

4 Maret 2019   23:35 Diperbarui: 5 Maret 2019   00:34 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Investigasi : Karya Pemeriksaan Yang Hilang

Link : https://investigasi.tempo.co/287/dokumen-pemeriksaan-yang-menghilang

Analisis kali ini saya akan menganalisis suatu karya jurnalisme investigasi dari Tempodotco. Pada berita investigasi yang ada di Tempo.co membahas tentang perkara suap impor daging sapi, ada dokumen hasil pemeriksaan yang diduga tak sertakan dalam persidangan kasus tersebut. Mengungkap kesaksian anak buah Basuki Hariman tentang catatan duit buah petinggi.

Terdapat ada beberapa dokumen atau berita acara yang tidak disertakan pada persidangan. Dokumen tersebut adalah salinan berita acara pemeriksaan Bagian Keuangan CV Sumber Laut Perkasa Kumala Dewi Sumartono.

Dokumen itu mengungkap secara blak-blakan Kumala tentang catatan pengeluaran uang Basuki yang ditengarai salah satunya buat para petinggi polisi.

Pada berita ini terdapat banyak data yang ditampilkan dari hasil investigasi untuk mendukung berita yang di tulis. Ada beberapa bukti dan juga wawancara yang di lakukan oleh Tempo.co, seperti:

  • Pertama yang di perlihatkan yaitu video wawancara dengan Ajun Komisaris Besar Roland Ronaldy. Terlihat ekspresi Roland yang terlihat kesal dan sedikit merasa dijebak oleh tim investigasi dari Tempo.co. hal ini karena dokumen pemeriksaan yang diperlihatkan itu berkaitan dengan 'skandal internal'.
  • Kedua, dilampirkan juga kutipan dari penyidik yang memeriksa Kumala yaitu Surya Tarmiani
  • Ketiga, foto dari ketua KPK Agus Rahardjo saat memberikan keterangan pers di gedung KPK. Tanggapan yang didapatkan dari ketua KPK ini hanya "off the record".
  • Keempat, terlampir foto buku keuangan yang dibuat oleh Kumala atas dasar perintah dari Basuki dan juga atasannya. Pada data ini terdapat delapan catatan pengeluaran yang diduga mengalir untuk Tito Karnavian. Karena di dalam buku itu dimuat nama Tito Karnavian dan sejumlah pejabat instansi pemerintah.
  • Kelima, terdapat video rekonstruksi dugaan perusakan barang bukti yaitu buku keuangan.
  • Keenam, terdapat empat berkas pemeriksaan Kumala oleh penyidik yaitu Roland setelah barang bukti yaitu buku keuangan di sobek dan di tip-ex,
  • Ketujuh, foto dokumen pemulangan Roland dan Harun karena diberikan sanksi dugaan pelanggaran oleh Roland dan Harun.
  • Kedelapan, foto Harun yang baru saja di promosikan sebagai Kepala Sub Direktorat Fiskal, dan Devisa, Polda metro jaya.
  • Kesembilan, terdapat delapan foto berkas atau berita acara pemeriksaan Kumala oleh penyidik yaitu Surya Tarmiani.
  • Kesepuluh, video wawancara dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian. Pada wawancara ini Jenderal Tito menolak untuk menjawab tentang aliran dana dalam berkas penyidik Kumala.
  • Kesebelas, video tentang jawaban secara tertulis yang ditulis oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia yaitu Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal. Pada video ini tertulis tanggapan Tito tetapi melewati Iqbal.
  • Kedua belas, menunjukkan rekaman suara dari terpidana kasus suap uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Basuki Hariman. Pada rekaman ini terdengar bahwa Basuki tidak ingin diwawancarai.

Dilihat dari barang bukti, video wawancara, berkas-berkas dan lain sebagainya. Ini adalah hal penting dalam melakukan investigasi karena pengumpulan data dan bukti adalah hal yang paling penting dan juga merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Karena membutuhkan waktu yang lama, SDM yang pantang menyerah dan juga kuat.

Hal yang terpenting di sini juga adalah teknik wawancaranya. Teknik wawancara adalah kepandaian orang dalam bertanya untuk memperoleh keterangan. Wawancara berdasarkan cara pelaksanaannya dibagi dua yaitu : Wawancara berstruktur adalah wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. (Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka). Perbedaan mendasar antara wartawan dan penyidik/interogator jika wartawan untuk menggali informasi untuk diinformasikan ke publik dan bersifat tidak memaksa dan sebaliknya bagi penyidik/interogator. dan Wawancara tak berstruktur, adalah wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan, dalam hal ini termasuk didalamnya wawancara tersamar.

Ada perbedaan penting liputan investigasi dibanding liputan hard news:

  • Waktu. Wartawan investigasi biasanya memiliki waktu yang lebih panjang sehingga lebih leluasa mengatur kapan harus mengkonfrontasi aktor utama. Jangan terlalu awal bertemu dengan narasumber kunci karena ada kemungkinan akan ada tuntutan sebelum menyelesaikan kasus.
  • Konteks. Jurnalisme investigasi bertujuan untuk menggali apa yang belum diketahui.
  • Strategi wawancara. Mulailah dari pertanyaan yang umum lalu ke inti. Untuk itu, pertanyaan harus disiapkan dengan riset yang cukup. Siapkan pertanyaan pamungkas yang kuat.
  • Susun dan rencanakan wawancara agar tetap mendapatkan sesuatu dari walaupun pada akhirnya tidak seperti harapan.

Selain perbedaan liputan, ada juga hal yang penting dilakukan saat wawancara:

> Langsung ke intinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun