Mohon tunggu...
wulan dari
wulan dari Mohon Tunggu... Mahasiswa - siswa

pelajar yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belian Dokter dari Dayak

28 Februari 2024   12:43 Diperbarui: 28 Februari 2024   13:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indri Wulandari

12 IPS 4, SMA NEGERI 3 KABUPATEN TANGERANG

  Kalimantan, daerah yang harus kita akui memiliki banyak keunikan dalam budaya dan adat istiadat di dalamnya. Mulai dari makanan, budaya, adat, senjata pakaian dan masih banyak lagi. Salah satunya adalah Belian, metode pengobatan yang mempercayai bahwa Dewa yang akan menyembuhkan orang yang sakit dengan berbagai macam tarian, musik, dan juga persembahan kepada dewa tersebut. Banyak versi bagaimana tradisi ini muncul di antara orang Dayak di Kalimantan Utara (dulunya Kalimantan Timur sebelum pemekaran) salah satu yang menarik untuk dibahas adalah versi Sungai Biu.

Cerita Rakyat Yang Menjadi Sebuah Kepercayaan

Di hulu Sungai Biu, hiduplah seorang wanita bernama Indung Gilay Nining Langit. Dia memiliki dua orang putra. Salah satu putranya menikah dengan seorang wanita gaib bernama Dayang Spea. Dayang Spea kemudian mengajari suaminya dan masyarakat di Bawo Kendilo tentang ritual Belian. Suatu hari, saat putra Indung Gilay Nining Langit sedang memancing di Loyu Tuwengan, sebuah bagian sungai yang dalam dan lebar, dia bertemu dengan seorang wanita cantik yang muncul dari dalam air. Wanita itu duduk di sampingnya di atas batu. Orang Paser menyebut makhluk halus yang menyerupai manusia dan muncul dari sungai sebagai "Tondoy Loyu". Setiap kali putra Indung Gilay Nining Langit memancing di tempat itu, wanita cantik itu selalu muncul. Akhirnya, sang putra jatuh cinta padanya. Pada saat berikutnya dia pergi memancing, dia menaruh "ansan" (minyak) di batu tempat wanita itu biasa duduk. Segera setelah itu, wanita cantik itu muncul dan duduk kembali di sampingnya. Kali ini, dia tidak bisa kembali ke dalam sungai karena dia telah berubah menjadi manusia perempuan berparas cantik. Dia kemudian diberi nama Dayang Spea dan menjadi istri putra Indung Gilay Nining Langit. Anak-anak mereka kemudian menjadi leluhur orang Paser yang hidup hingga saat ini. Dayang Spea kemudian mengajari suaminya dan masyarakat di Bawo Kendilo tentang ritual Belian.

Pandangan Dari Dunia Medis Modern Terhadap Medis Adat

Cerita ini yang menjadi dasar dari adat Belian ini berasal. Adat ini turun temurun diteruskan kepada setiap keturunan untuk menjadi seorang Belian. Orang yang menjadi Belian dipercaya dapat berkomunikasi dengan para Dewa untuk meminta kesembuhan. Berbagai macam tarian dan juga musik serta persembahan hewan dilakukan dalam tradisi budaya ini. Banyak yang masih percaya terhadap budaya ini, tetapi apakah hal ini masih dapat diterima dengan pengobatan modern yang ada sekarang?

Secara logika akan sangat sulit untuk kita menerimanya di masa sekarang, tetapi menurut beberapa sumber yang ada, pengobatan tradisional ini masih banyak dilakukan, salah satu yang paling menarik berasal dari National Geographic. Kegiatan dimana mereka menjelajahi berbagai pengobatan di dunia dan salah satunya adalah Belian yang berasal dari Kalimantan Utara. Metode pengobatan Belian yang dilakukan sampai 40 Malam ini merupakan pengobatan paling unik yang pernah diliput oleh National Geographic. Meskipun dr. Ratih masih memiliki rasa skeptis terhadap metode ini, tetapi bagaimana Belian mempengaruhi psikologis keluarga dan pasien dapat menjadi alasan secara logika bagaimana metode ini dapat berhasil.

Konsep sehat dan sakit dalam masyarakat tidak berlaku universal karena kesehatan yang beredar dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor lingkungan masyarakat sekitar. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dan beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya (Maulana, 2014:65) pelaksanaan ritual Belian relevan dengan kajian antropologi kesehatan karena dalam ritual Belian pada masyarakat Dayak Tunjung menggambarkan rangkaian usaha masyarakat daerah setempat dalam mengatasi masalah kesehatan yang mengganggu masyarakatnya. Hal ini menunjukan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan di dunia medis tetap menghormati dan menjaga adat yang dimiliki oleh adat Belian. Salah satu yang paling menarik juga adalah adanya warga yang sudah melakukan pengobatan modern, dan tetap memilih untuk melakukan adat Belian untuk kesembuhannya.

Medis Modern dan Medis Adat Berjalan Berdampingan

 tersebut dapat kita simpulkan bahwa memang adat istiadat ini telah mempengaruhi psikologis dari masyarakat setempat yang tidak dapat kita generalisir dengan masyarakat daerah lain. Dengan adanya pengobatan modern bukan berarti kita menentangan budaya adat seperti Belian, namun bagaimana kita membuat pengobatan modern dan juga pengobatan tradisional seperti Belian berjalan berdampingan dan saling melengkapi kebutuhan masyarakat yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun