Mohon tunggu...
Wulan Ayu Pratiwi
Wulan Ayu Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - wulann ayu

Mahasiswa Keperawatan Undip

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Isolasi Mandiri? Stres? Udah Gak Zaman, Dong!

29 Juli 2021   12:42 Diperbarui: 29 Juli 2021   13:30 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tegal(17/7) -- Virus Corona telah mengguncangkan dunia. Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan pandemi virus Corona. Per tanggal 25 Juli 2021 di Indonesia jumlah kasus yang dikonfirmasi ada sebanyak 3.033.339,  orang yang sembuh 2.470.000, dan meninggal dunia 82.013orang. 

Fenomena ini semakin mengkhawatirkan alhasil dari fenomena ini dapat mengganggu psikologis sehingga gangguan kesehatan mental terus meningkat pada saat ini dan tidak pernah lepas dari stressor psikososial yang di akibat dari wabah pandemi Covid-19. Para ahli psikologi menekankan bahwa stress termasuk dalam gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan yang muncul dari kegagalan seseorang dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya. 

Menyadari bahwa saat ini dampak dari pandemi ini tidak hanya merugikan kalangan ekonomi kelas menengah kebawah namun semua kalangan turut merasakan sehingga gejala stress juga banyak di rasakan oleh kalangan ekonomi menengah atas.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNDIP Tim II UNDIP 2021 mengusung program kerja "Therapy complementer SEFT (Spiritual Emotional Freedom Techique) sebagai upaya mengurangi stress pada keluarga yang sedang isolasi mandiri di era pandemi". Terapi SEFT yaitu teknik terapi menggunakan ketukan ringan pada 18 titik utama tubuh di sepanjang 12 energi tubuh, dan di dalam video ini diiringi dengan ucapan doa kepasrahan yang diulang-ulang. 

Teknik ini sangat mudah dilakukan, cepat, tanpa obat-obatan dan tidak memerlukan prosedur diagnosis yang khusus sehingga siapapun dapat dengan mudah melakukannya. Terapi ini sebagai terapi alternatif untuk mengatasi beberapa masalah fisik dan emosi dengan sangat efektif, cepat dan mudah. Bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa mengenal usia, kalangan dan juga dapat dilakukan dimana saja.

Dalam pelaksaan program kerja "Therapy complementer SEFT (Spiritual Emotional Freedom Techique) sebagai upaya mengurangi stress pada keluarga yang sedang isolasi mandiri di era pandemi" mahasiswa menggunakan media video tutorial langkah melakukan terapi SEFT dan leaflet. Video ini dibuat dalam bentuk video agar keluarga atau individu dapat mengulang atau melihat kembali saat merasa memerlukan terapi SEFT, selain itu juga kondisi yang tidak memungkinkan untuk memberikan edukasi secara langsung pada keluarga atau individu yang sedang melakukan isolasi mandiri. 

Mahasiwa berharap adanya video ini memberikan suatu solusi alternatif saat seseorang merasa sedang mengalami masalah emosi dan berusaha untuk menenangkan pikiran.

Namun, mahasiswa sempat terkonfirmasi covid-19 sehingga harus melakukan isolasi mandiri bersama keluarga. Maka, mahasiswa berkesempatan melakukan edukasi terapi SEFT untuk keluarga di rumah dengan tetap menerapkan protocol kesehatan. "Nanti akan saya melakukan secara mandiri dengan melihat brosur ini. Semoga abisa banyak membantu mengurangi stress saya, pusing ga bisa kemana mana selama isoman" ungkap ibu tersebut saat mahasiswa selesai memberikan edukasi dan memperlihatkan video terapi SEFT. Evaluasi akan dilakukan dengan mengisi kuisioner menggunakan Depression Anxiety and Stress Scale (DASS).

(Brosur Edukasi Terapi SEFT tampak 1) (dokpri)
(Brosur Edukasi Terapi SEFT tampak 1) (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun