Bahan Bakar Minyak atau biasa disingkat menjadi BBM memang menjadi salah satu kebutuhan primer untuk pengguna kendaraan baik motor maupun mobil. Bisa dibayangkan apa jadinya motor atau mobil Anda bila tanpa bahan bakar? Tentu kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak dan berfungsi sebagaimana mestinya. Begitulah gambaran pentingnya bahan bakar.
Sementara di sisi lain, sampah plastik yang saat ini semakin menggunung masih menjadi problematika bangsa. Bak-bak penampung sampah berwarna kuning yang sudah berserakan dimana-mana masih kurang diindahkan, tumpukan sampah pun masih dapat ditemui di berbagai tempat. Iniliah secuil potret negeri yang mestinya kita benahi.
Nah, tulisan kali ini akan menggabungkan dua hal di atas, bahan bakar dan sampah plastik. Bagaimana sampah plastik dapat diuraikan sehingga menjadi bahan bakar? Ayo kita simak tulisan berikut ini.
Ternyata, sampah plastik dan bahan bakar ini dapat bertemu pada satu titik yakni pemanasan tingkat tinggi. Sampah plastik dapat diuraikan pada suhu tinggi melalui suatu proses tertentu bernama pirolisis, dimana proses pirolisis ini dilakukan untuk mengubah plastik menjadi bentuk cair pada suhu tertentu. Proses pirolisis merupakan pemanasan dengan suhu tinggi, pada suhu yang bervariasi antara 250ºC hingga 400ºC. Sebuah penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2016 oleh Endang K. dan kawan-kawan dari Politeknik Negeri Bandung menunjukkan bahwa sampah plastik yang telah melalui proses pirolisis akan berubah bentuk menjadi minyak.Â
Sampah plastik pada penelitian ini yakni sampah plastik berupa kantong kresek dan gelas air mineral bekas. Sampah plastik yang terkumpul dibersihkan dan dicacah, selanjutnya ditimbang sebanyak 500 gram, lalu dipanaskan pada alat khusus dengan suhu tinggi hingga terbentuk tetesan-tetesan minyak. Pemanasan ini dilakukan selama 60 menit dengan suhu bervariasi yaitu 250ºC, 300ºC, 350ºC, dan 400ºC .Â
Hasil minyak bervariasi dari 9,1% hingga 37,43%. Minyak hasil pirolisis memiliki beberapa persamaan dengan bahan bakar minyak, tetapi belum dapat menyerupai bahan bakar tertentu secara spesifik.Â
Masih perlu proses lanjutan agar minyak hasil pirolisis ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Minyak hasil pirolisis ini diharapkan menjadi bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar minyak.Â
Sebagaimana kita ketahui, bahan bakar minyak termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan dari tahun ke tahun mengalami pembatasan subsidi dari pihak pemerintah. Penemuan bahan bakar alternatif akan menjadi salah satu angin segar untuk para pengguna moda transportasi.
Bahan baku utama proses pirolisis berasal dari sampah plastik yang memberikan dampak positif terhadap kebersihan lingkungan. Dengan bahan baku berupa sampah plastik, setidaknya akan mengurangi produksi sampah plastik dan menjadi salah satu solusi dalam rangka mengurangi produksi sampah plastik. Ditambah lagi, sampah plastik yang diolah menjadi minyak ini berasal dari kantong kresek dan gelas air mineral bekas.Â
Dua jenis sampah plastik yang banyak ditemui di tempat pembuangan sampah. Mari menjaga lingkungan hidup kita untuk masa depan anak cucu nantinya. Jangan tunda dan tunggu hari berganti, mari kita mulai dari hari ini, dimulai dengan membuang sampah pada tempat seharusnya.
Dari sinilah dua gagasan baik berpadu menjadi satu, mendapatkan bahan bakar alternatif dan mengatasi sampah plastik.
Tulisan ini merupakan saduran dari artikel karya Endang K, Mukhtar G, Abed Nego, F. X. Angga Sugiyana (Politeknik Negeri Bandung) dengan judul Pengolahan Sampah Plastik dengan Metoda Pirolisis menjadi Bahan Bakar Minyak, yang telah dimuat pada Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" dengan tema Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia yang diadakan di Yogyakarta pada 17 Maret 2016. Jika Anda tertarik mengembangkan riset ini dan ingin tahu lebih lanjut mengenai artikel asli, Anda dapat mengunjungi link berikut http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/kejuangan/article/view/1559/1433.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!