Tidak hanya beliau yang menderita penyakit ini, berdasarkan data tahun 2020 setidaknya ada 270 orang penderita Thalassemia di cianjur yang mengalami kasus yang serupa dengan ibu Hilma. 10 orang di antaranya meninggal dunia karena terlambat mendapat pasokan darah yang wajib dilakukan rutin setiap bulannya, untuk bertahan hidup karena kekurangan sel darah merah.
Dikarenakan minimnya pendonor darah selama pandemi, menjadi faktor utama terlambatnya penderita thalasemia mendapat pasokan darah yang sesuai dengan golongan darahnya.
UDD PMI Cianjur bekerja sama dengan intansi ataupun perusahaan-perusahaan industri besar di daerah cianjur, baik di desa maupun daerah perkotaannya untuk melakukan kegiatan donor darah. Setidaknya ada 150 labu darah yang terkumpul setiap melakukan kegiatan donor darah di perusahaan-perusahaan sebelum pandemi. tapi semenjak pandemi kegiatan donor darah ke perusahaan-perusahaan ini tidak bisa dilakukan. Hal ini menjadikan stok darah di PMI Cianjur sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H