Hampir dua tahun pandemi menyerang dunia, hal ini menjadi masalah bagi semua orang di belahan dunia tidak terkecuali para penderita Thalasemia. Hilma Tudalfa adalah warga Cianjur yang merupakan seorang penderita Thalasemia mayor, beliau mengaku sangat kesulitan mencari pendonor darah apalagi disaat pandemi saat ini.
Thalasemia merupakan penyakit kelainan genetik yang merusak sel darah merah, sehingga darah tidak dapat menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh dengan baik. Thalasemia mayor adalah salah satu dari jenis penyakit ini, yang memiliki nama lain anemia Cooley.
Thalasemia mayor merupakan jenis thalasemia  tergolong berat dan membutuhkan pengobatan secara intensif.
Jenis lainnya, thalasemia minor, biasanya memiliki tingkat keparahan yang tergolong ringan hingga sedang.
Penyakit ini merupakan penyakit genetik alias diturunkan. Artinya, dapat diturunkan dari orangtua ke anaknya. Itu sebabnya, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit thalasemia berisiko lebih besar mengalami kondisi ini juga.
Ibu Hilma Tudalfa merupakan wanita berusia 50 tahun yang harus menalani pengobatan thalasemia seumur hidupnya. Beliau harus melakukan tranfusi darah setiap 2 minggu sekali untuk bisa bertahan hidup Mencari pendonor darah tergolong susah di saat sebelum pandemi, apalagi sesudah pandemi.
Selama pandemi ini ibu Hilma mengaku sangat kesulitan mencari pendonor darah, dikarenakan beliau harus melakukan tranfusi darah setiap 2 minggu sekali sedangkan stok darah di PMI Cianjur sangat minim di saat pandemi seperti ini. Untuk mendapatkan pendonor, beliau terkadang membuat postingan di sosial media dengan memberikan bayaran untuk orang yang mau mendonorkan darahnya.
" Saya suka membuat postingan di sosial media, baik itu postingan di akun saya secara langsung maupun membuat postingan di komunitas pendonor darah gitu. Dan terkadang ada beberapa orang yang meninggalkan komentar dan menyatakan bersedia untuk menjadi pendonor."
Beberapa pendonor biasanya berasal dari kalangan pekerja posyandu maupun puskesmas yang tersebar disekitar cianjur. Para pendonor datang ke PMI Cianjur untuk melakukan donor darah darah lalu darahnya di serahkan ke RSUD Cianjur dimana beliau menjalani transfusi darah.
Beliau mengaku kadang malu jika ada pendonor yang tidak mau di beri imbalan sama sekali. " Saya terkadang malu jika ada pendonor yang sama sekali tidak mau menerima imbalan. Semoga amal baik para pendonor ini  di balas oleh Allah SWT dengan rezeki yang lebih besar dan kesehatan, Amin."
Thalassemia mayor maupun hemofila membutuhkan perawatan jangka panjang, biaya perawatan dan obat-obatannya tidaklah murah. Bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah setiap bulan. Dalam hal ini Ibu Hilma Tudalfa menggunakan JKN KIS selama menjalani pengobatan.