Mohon tunggu...
Wulan LestaryDumunu
Wulan LestaryDumunu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Management FBE UAJY

Terima masa lalu dan belajar darinya. Setiap pengalaman membentukmu menjadi individu yang uniK

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Strawberry Generation: Kreatif tapi Rapuh

14 Juni 2024   19:27 Diperbarui: 14 Juni 2024   20:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal munculnya generasi strawberry dari negara taiwan, istilaha generasi strawberry di berikan untuk sebagian generasi baru , yang lunak seperti buah strawberry. Buah strawberry melambanggakan buah yang memilki bentuk sangat indah dan eksotis, tetapi sangat mudah rapuh begitu di pijak atau di tekan. Istilah "Generasi Strawberry" mulai marak dibicarakan di Indonesia beberapa tahun terakhir. Generasi ini umumnya merujuk pada generasi muda yang lahir setelah tahun 1990-an, dengan karakteristik yang dianggap mudah menyerah, rapuh mental, dan kurang tahan banting.

 Istilah ini sering disematkan dengan konotasi negatif, memicu perdebatan dan pertanyaan tentang realitas dan makna di baliknya. Buah strawberry ini memberikan contoh bagi generasi pada saat ini, banyak generasi yang terlihat bagus, baik, tapi ketika mendapat tekanan mereka mudah hancur, dan mudah kehilangan arah.  Saat ini Generasi strawberry di indonesia lagi menjadi fenomena untuk generasi mileniel dan generasi z, Fenomena yang terjadi pada generasi milenial dan generasi z, generasi ini memiliki ide dan kreativitas yang tinggi namun di satu sisi generasi ini tidak tahan menghadapi tantangan, jadi generasi ini memiliki  semangat yang gampang hancur, karakteristik dari generasi ini biasanya, generasi ini bekerja tidak hanya selalu mementingkan bahwa mereka bekerja untuk mendapatkan uang tapi ingin mencoba hal-hal baru, generasi ini sangat berani dalam mengambil keputusan dan generasi ini sangat mudah beradaptasi terhadap invosai-inovasi baru dari teknologi.

open.noice.id
open.noice.id

Perdebatan dan Perspektif
Istilah "Generasi Strawberry" sedang menjadi perbincangaan saat ini ada banyak kritik dan perdebatan mengenai istilah ini yang di berikan kepada generasi milenial dan generasi z, istilah ini atau label yang di berikan kepada generasi saat ini di anggap tidak  adil karena tidak mencerminkan karakteristik dari generasi tersebut, generasi milenial dan generasi z menganggap label itu tidak cocok dengan mereka karena, generasi mereka memiliki banyak karakteristik yang beragam  dan berbeda-beda. Tetapi disisi lain ada yang setuju akan istilah atau label tersebut yang dianggap dapat menjadi refleksi diri dari realitas yang di hadapi dan diubah untuk kedepannya sebagai pembelajaran. Generasi muda memang perlu dibekali dengan mentalitas yang lebih tangguh dan kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan di era yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dalam Generasi Strawberry memiliki semua ciri-ciri yang disebutkan di atas setiap individu memiliki karakteristik dan potensinya masing-masing.  Saat ini yang menjadi Perdebatan tentang Generasi Strawberry berfokus pada apakah mereka sensitif dan mudah rapuh atau kreatif. Sementara beberapa orang melihat mereka sebagai generasi yang lemah secara emosional dan fisik, lainnya melihat mereka sebagai generasi yang kreatif dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang lebih empati dan fokus pada pengembangan keterampilan resiliensi serta pendidikan karakter yang lebih luas.

Faktor yang mempengaruhi munculnya fenomena strawberry, pada generasi saat ini:
1. Self Reward
Pada generasi saat ini terlalu menggap dirinya sakit secara mental sehingga terlalu membutuhkan self reward yang sebenarnya tidak di perlukan. Sakit sedikit healing atau shopping yang membuat generasi ini menjadi boros dan tidak kuat tahan tekanan yang ada.

2. Memberikan Narasi Negatif: Orang tua generasi strawberry sering kali dengan atau tanpa sengaja memberikan narasi negatif kepada anak-anak mereka. Misalnya, mengatakan "Kamu itu bodoh" atau "Kamu itu tidak bisa apa-apa". Hal ini dapat membuat anak-anak merasa rendah diri dan tidak percaya diri. Pada generasi jaman sebelumnya, relatif tidak ada orang tua yang mengatakan anaknya itu moody (relatif mudah berubah-ubah mood). Akhir-akhir ini jumlah orangtua yang mengatakan anaknya moody makin meningkat. Ada akibat penyebutan moody dari orangtua untuk anaknya yakni setelah anak-anak itu besar nanti mereka akan mudah menyebut dirinya sendiri gampang berubah-ubah mood (percaya pada label tersebut).


3. Peranan generasi muda dalam menjawab tantangan zaman.
Generasi Z, penerus milenial, memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, yaitu penguasaan teknologi yang mumpuni. Kemudahan akses informasi dan platform digital telah membuka berbagai peluang baru bagi mereka untuk berekspresi, berkarya, dan memilih karir. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan teknologi. Hal ini mendorong mereka untuk menemukan cara kreatif dalam menyalurkan bakat dan minatnya. Banyak platform media sosial yang dapat dihidupkan kembali dengan konten bermanfaat oleh generasi ini. Meskipun sering dicap sebagai generasi rebahan, Generasi Z memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

4. Menumbuhkan mental strawberry menjadi mental tangguh.
Seperti buah stroberi yang terlihat cantik namun rapuh, label "mental stroberi" sering disematkan pada generasi muda. Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah sebuah metafora, dan tidak mencerminkan realitas sepenuhnya. Generasi muda saat ini, termasuk Gen Z, memiliki potensi besar untuk menjadi generasi yang tangguh dan optimis.Mereka tidak terikat pada pola pikir tradisional dan mampu beradaptasi dengan cepat dalam era perubahan yang dinamis. Prestasi akademik memang penting, namun tidak lagi menjadi satu-satunya penentu masa depan. Disiplin ilmu yang dipelajari saat ini mungkin tidak selalu relevan dengan kebutuhan di masa depan. Kemajuan teknologi dan informasi membuka banyak peluang bagi generasi muda untuk berkarya. Media sosial menjadi platform yang memungkinkan mereka untuk berinovasi dan menciptakan hal-hal bermanfaat. Namun, diperlukan literasi digital yang baik untuk memaksimalkan potensi ini. Generasi muda harus mampu memilah informasi, menciptakan konten yang bermanfaat, dan memberikan solusi bagi permasalahan di masyarakat.

5.Kolaborasi generasi Z (generasi muda) dengan generasi yang lebih tua di lingkungan kerja.
Masa depan memang penuh dengan tantangan yang kompleks dan berat, namun rasa optimisme harus terus kita jaga. Generasi muda, dengan potensi dan semangatnya, mampu melewati rintangan dan meraih kesuksesan. Salah satu hambatan yang sering dihadapi adalah 'generation gap', perbedaan cara komunikasi antar generasi di tempat kerja. Generasi X dan Baby Boomer terbiasa dengan gaya komunikasi yang kaku dan formal, sedangkan Millenial dan Gen Z lebih menyukai komunikasi yang casual, informal, dan santai. Untuk mengatasi generation gap, penting bagi pekerja muda untuk aktif membuka komunikasi dengan atasan dan rekan kerja. Meskipun berasal dari generasi yang berbeda, bukan berarti mereka tidak bisa diajak bicara dengan gaya kekinian.Komunikasi yang baik akan menciptakan kerjasama yang efektif dan mencapai tujuan bersama. Di sisi lain, generasi yang lebih tua dapat memberikan konseling dan pendampingan kepada generasi muda. Pengalaman dan ketangguhan mental mereka dapat menjadi teladan dan sumber kekuatan dalam menghadapi tekanan. Sementara itu, generasi muda dapat memberikan kontribusi dalam hal teknologi dan ide kreatif. Kemampuan mereka dapat membantu kemajuan instansi dan mencapai tujuan bersama. Dengan saling memahami dan bekerja sama, generasi tua dan muda dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Masa depan yang kompleks dan penuh tantangan dapat dihadapi dengan optimisme dan kerjasama antar generasi

pelajarkudus.com
pelajarkudus.com
Generasi Strawberry di Dunia Kerja
Generasi Strawberry, yang umumnya mengacu pada Gen Z dan awal Gen Alpha, memasuki dunia kerja dengan membawa sederet karakteristik unik dan perspektif baru. Di satu sisi, mereka menghadirkan tantangan bagi dunia kerja tradisional,namun di sisi lain, mereka juga membuka peluang baru yang menarik.
Tantangan Generasi Strawberry di Dunia Kerja:
Ekspektasi Tinggi: Generasi ini terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan di era digital, sehingga mereka mungkin memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan, seperti jam kerja yang fleksibel, work-life balance yang terjaga, dan peluang pengembangan diri yang lebih banyak.
Kurang Sabar: Kebiasaan mendapatkan informasi dan hasil yang instan di era digital dapat membuat mereka kurang sabar dalam menghadapi proses yang panjang dan membutuhkan ketekunan dalam dunia kerja.
*Mudah Bosan: Generasi Strawberry terbiasa dengan stimulasi yang konstan dan beragam. Hal ini dapat membuat mereka mudah bosan dengan pekerjaan yang monoton dan repetitif.
*Kurang Terbiasa dengan Kritik: Budaya online yang serba instan dan penuh pujian dapat membuat mereka kurang terbiasa dengan kritik dan saran yang membangun dalam dunia kerja.
Peluang yang Dibawa Generasi Strawberry:
*Kreativitas dan Inovasi: Generasi ini memiliki potensi besar untuk membawa ide-ide kreatif dan inovatif ke tempat kerja. Mereka berani berpikir di luar kotak dan tidak terpaku pada cara lama.
*Keterampilan Digital: Kemampuan digital yang mumpuni memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan cepat dengan teknologi baru dan memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
*Keterbukaan Terhadap Perubahan: Generasi ini terbiasa dengan perubahan yang cepat dan mudah beradaptasi dengan situasi baru. Hal ini menjadi modal berharga dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh dengan perubahan.
*Kolaborasi dan Komunikasi: Generasi Strawberry terbiasa bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain secara virtual. Mereka menghargai teamwork dan mampu membangun koneksi dengan mudah, termasuk dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.
*Kesadaran Sosial dan Lingkungan: Generasi ini memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Hal ini dapat mendorong mereka untuk bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Peluang yang Dibawa Generasi Strawberry:

•Kreativitas dan Inovasi: Generasi ini memiliki potensi besar untuk membawa ide-ide kreatif dan inovatif ke tempat kerja. Mereka berani berpikir di luar kotak dan tidak terpaku pada cara lama.

•Keterampilan Digital: Kemampuan digital yang mumpuni memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan cepat dengan teknologi baru dan memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

•Keterbukaan Terhadap Perubahan: Generasi ini terbiasa dengan perubahan yang cepat dan mudah beradaptasi dengan situasi baru. Hal ini menjadi modal berharga dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh dengan perubahan.

•Kolaborasi dan Komunikasi: Generasi Strawberry terbiasa bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain secara virtual. Mereka menghargai teamwork dan mampu membangun koneksi dengan mudah, termasuk dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.

•Kesadaran Sosial dan Lingkungan: Generasi ini memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Hal ini dapat mendorong mereka untuk bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun