Berawal dari pertemuan yang tidak pernah disangka dengan seorang laki-laki ternyata membuatku jatuh hati pada orang tersebut. Auranya yang begitu menenangkan, perlakuannya yang begitu baik sampai pada akhirnya aku merasa jadi orang yang sangat dicintai. Akan tetapi setelah aku bener-bener mengetahui bahwa dia memiliki kekasih disitulah banyak pertanyaan yang berputar di hati dan pikiran seputar kenapa? Kenapa aku harus bertemu dia, kenapa aku harus cinta sama dia sampai pada akhirnya membuat aku terus merenung selama berbulan-bulan.
Cinta memang merupakan salah satu anugrah yang luar biasa dari sang pencipta akan tetapi terkadang cinta membawa kita pada kebahagiaan atau pada kesedihan. Namun lagi-lagi aku terjebak dalam rasa yang salah dimana aku sangat mencintainya dengan penuh ketulusan sampai aku terlena hingga aku lupa kalau dia punya seseorang yang special selain aku.
Setelah menajalin hubungan yang cukup lama tibalah pada saat itu menjelang momen hari Raya Idul Fitri, karena dia seorang perantau akhirnya pada saat momen lebaran dia pulang ke kampung halamannya. Awal-awal seperti biasa memberi kabar, akan tetapi setelah selang beberapa jam ada notif chat masuk "buk...kalo ga aku WA jangan di bales ya" suasana yang tadinya tenang berubah seketika menjadi sedih yang sangat luar biasa sampai asam lambungku naik dan pada akhirnya drop Kembali padahal pada saat itu aku baru saja membaik dari sakit yang sebelumnya.
Tidak banyak yang bisa aku lakukan pada saat itu karena memang aku menyadari bahwa aku sendiri sedang terjebak dalam rasa yang salah. Aku tidak bisa menyalahkan dia sepenuhnya karena cinta itu hadir dengan sendirinya. Langitku yang awalnya cerah seketika menjadi mendung yang diikuti dengan hujan yang begitu deras, hati yang awalnya dipenuhi dengan rasa cinta seketika berubah menjadi marah, kecewa dan sedih akan tetapi seiring berjalannya waktu aku memilih untuk terlihat baik-baik aja.
Tidak berhenti disitu ternyata rasa sakit itu masih terus berlanjut sampai saat ini, dimana semenjak dia pulang ke kampung halamannya aku merasa di minta untuk menjauh secara halus dengan beberapa postingan yang dia posting di sosial media serta dengan sikap dan tingkah lakunya. Namun, karena rasa cintaku yang begitu tulus aku memilih untuk terus bertahan pada situasi yang terkadang menyakitkan untuk diriku sendiri dengan banyak harapan yang selalu aku langitkan pada Sang pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H