Mohon tunggu...
Wukufiatul Arafah
Wukufiatul Arafah Mohon Tunggu... -

Kugantungkan cita-citaku setinggi, siapa tahu mimpiku bisa menggapainya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jadi Caleg Perempuan Itu Rahmat

7 April 2014   19:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wauw… menjadi Calon Legislative (Caleg)perempuan yang berkompetisi pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 mendatang adalah rahmat, sangat mengasyikan, indah dan berwarna-warni. Bagaimana tidak! Orang seperti saya dengan modal dengkul, punya kesempatan bersaing dengan calon lain pada Daerah Pemilihan (Dapil) VI DPRD Provinsi NTB.

Maaf saya tidak menyebut partai karena kuatir dinilai kampanye terselubung pada hari-hari tenang. Namun, satu kesyukuran saya bahwa aroma perjuangan rekan-rekan mahasiswa agar partai politik wajib memenuhi syarat kuota 30 persen calon legislatif (Caleg) perempuan di setiap Daerah Pemilihan (Dapil) mulai terasakan manfaatnya.

Caleg perempuan tidak lagi disepelekan. Kiprah kaum perempuan dalam Pemilu kali ini bukan hanya tampil sekedar pajangan, tetapi mereka siap berkompetisi dalam kancah perpolitikan di Indonesia. Tinggal, maukah kaum hawa memanfaatkan kesempatan itu.

Akhir-akhir ini di Provinsi NTB ada banyak gerakan kaum perempuan yang menyibak berbagai tabir rahasia. Ada geraka mengamankan suara perempuan, ada lagi gerakan ‘Hargai Caleg laki-laki, tapi berikan suarannya kepada Caleg perempuan’, 'Jika sayang ibu dudukan dia di kursi terbaik' dan banyak lagi gerakan lain untuk mendukung keterwakilan perempuan agar bisa menduduki kursi panas legislative.

Tidak hanya itu, blusukan Caleg perempuan ternyata lebih mudah diterima masyarakat dibandingkan Caleg laki-laki. Karena mereka bisa menyapa pemilih dari berbagai sudut kehidupan, mulai dari persoalan dapur, biduk rumah tangga hingga gagasan besar mengenai perjuangan ibu menata anak bangsa ke depan.

Bisik-bisik tetangga antara sesama perempuan tidak lagi terfokus pada persoalan rutinitas keseharian, tetapi menyadarkan bangsa ini akan pentingnya harkat dan martabat kaum perempuan yang telah melahirkan anak-anak bangsa ini. Gosip ini hawanya akan terasa hangat, menyeruak hingga menyentuh sudut hati sesama kaum perempuan.

Syarat keterwakilan kaum perempuan dalam dunia perpolitikan di Indonesia kian cerah dicerdaskan oleh keadaan, waktu dan peluang. Gaung kaum perempuan harus bangkit bukan hanya sekadar slogan dan dipajang untuk memenuhi kuota 30 persen pencalonan. Lebih dari itu Caleg perempuan berikhtiar agar bisa lolos menjadi anggota legislative periode 2014-2019.

Kalau bukan perempuan yang memikirkan kaumnya, maka siapa lagi yang peduli atas nasib anak-anak bangsa ini ke depan. Gosip keberhasilan Wali Kota Surabaya Ir. Tri Rismaharini, M.T yang mampu menata dan menyulam daerahnya menjadi lebih baik dan terhormat patut diacungi jempol. Icon keberhasilan Tri Risma akan memotivasi Caleg perempuan untuk menunjukan bahwa kemampuan kaum perempuan menata bangsa ini agar lebih baik dan berwibawa tidak diragukan lagi. Ibu Tri Risma mengajarkan keteladanan bagi bangsa Indonesia. Semoga ke depan akan lahir ibu-ibu yang kuat dan disegani karena kecerdasan, kemampuan, dan ketelatenannya dalam memimpin bangsa dan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun