Mohon tunggu...
sasongko nur indriyo
sasongko nur indriyo Mohon Tunggu... -

Karena Dia kita ada, karena Dia kita tiada, Dialah segala-galanya. Sisakan kesenangan anda didunia ini untuk bekal anda diakherat. Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak bisa anda tahan , segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus dua hari saja dalam seminggu , " puasa sunah senen kamis". Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak bisa kau sisakan waktu barang satu dua jam habis isya dan subuh untuk membaca surat surat dari sang maha pemberi , " baca Al Qur'an", sekaligus memahami. Dalam waktu kurang lebih 6 - 8 jam tidurmu, mengapa tidak ambil 15 menit atau lebih untuk sholat tahajud. Bersiaplah, menyiapkan bekal anda di akherat, siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita. Bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangispun kita tak akan punya waktu lagi. Subhanallah walhamdulillah walaillahailallah allahuakbar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Poligami adalah Solusi Terbaik di ABAD 21

11 Januari 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389839344877304599

[caption id="attachment_290336" align="alignright" width="300" caption="from google"][/caption] Kemajuan teknologi, globalisasi, kecepatan transportasi, semua merubah peradapan dan tantangan yang dihadapi oleh seseorang dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Dunia internet yang nyata nyata berkembang sangat pesat. Di Indonesia, telah menelurkan pengunduh situs porno , masuk lima besar dunia, bagaimana ini tidak sangat berpengaruh pada libido seseorang. Teknologi komunikasi handphone, dengan smartphonenya sangat memudahkan berkomunikasi baik antar kamar atau jarak jauh.  Apa artinya,...... untuk melakukan kontak mendapatkan saluran libido cukup dari kamar saja bisa. Sungguh Absurd kalau AHOK sama MUI masih berdebat dengan yang namanya LOKALISASI,...... Semua sebenarnya sudah disiapkan dengan penyelamatan yang namanya POLIGAMI, tapi tidak pernah merasa diselamatkan dengan solusi yang sangat hebat ini. Berapa banyak sekarang HIV/AID yang melanda ibu rumah tangga. Bukankah itu sama saja menyimpan bangkai. Suami yang manis didepan istri tapi kelayapan kemana mana,dan oleh2nya melekat memakan anak istrinya. Tapi masih banyak yang berpedoman yang penting tidak dimadu, yang penting kembali botolnya. Jaman sekarang lebih kejam di banding jaman belum ada teknologi. Buka mata sekarang , liat yang memakai penutup badan adalah yang sudah mau menopause keatas, yang muda berbusana tapi telanjang, saya tidak ingin menyalahkan wanita, tapi bahkan dunia terbuka lebar lebar, selebar selangkangan wanita. Setiap jengkal jalan yang dilalui menuju ke pekerjaan ada tempat2 maksiat . Yang dipinggir jalanlah, yang di kos2ankah, yang dibilik hotel melati sampai kamar2 penthose hotel berbintang. Belum yang suka antar tetangga belakang rumah, belum yang suka antar dinas, belum yang suka karena dinas keluar kota, bahkan dengan pembantu yang ada dirumah sendiri. Makanya Tuhan yang Maha Esa , ingin menyelamatkan mahluknya karena itu ada solusi yang bisa ditempuh menghadapi godaan syaitan yang demikian hebatnya agar jalan lurus masih bisa diraihnya setidaknya ada kepastian siapa sajakah yang dicampurinya, karena kondisi sekarang pekerjaan berat yah paling kuat punya 4 istri. Bukan jaman raja raja yang pekerjaannya hanya berhubungan badan karena istrinya lebih dari seratus. Tapi banyak yang melecehkan, karena banyak istrinya, harusnya kita tidak munafik , bahwa memelihara kambing lebih berat dan susah daripada mampir beli sepuluh tusuk sate kambing,......harus hargai yang berani melakukan poligami, karena sesungguhnya disamping perlu finansial yang banyak, tenaga yang banyak juga ada persyaratan dari yang Kuasa yang berat juga,...bisa bisa masih kena penalty yang Kuasa meskipun sudah berADA DIJALURNYA. Makanya yang Kuasa memberikan pilihan solusi terakhir untuk amannya cukup satu saja. Tapi ada Poligami bagi yang mampu sebagai solusi dari dunia yang semakin gila ini. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun