Salah satu kutipan yang saya suka adalah "Neraka adalah orang-orang lain" ungkapan ini disampaikan oleh Jean Paul Sartre, sebagai bentuk kritik terhadap relasi antar manusia. sebagai manusia kita tidak bisa menyangkali bahwa di dalam kehidupan, inti setiap relasi antar manusia adalah konflik. Kesadaran akan subjektivitas akan selalu mempengaruhi pertemuan kita dengan orang lain, maka yang akan terjadi di dalam pertemuan dengan orang lain adalah aktivitas menidak. Jadi kenapa neraka adalah orang-orang lain, karena di dalam setiap pertemuan yang tercipta adalah dialektika antara subjek-objek. Artinya di dalam dialektika akan terjadi pengekangan atau pembatasan kebebasan, karena ada upaya untuk mengobjekkan.
Pernyataan di atas berkaitan dengan kehidupan manusia yang esensial yaitu kebebasan. Sartre mengatakan bahwa manusia dikutuk menjadi bebas. Manusia tidak bisa lari dari kenyataan bahwa dia adalah bebas. Manusia bebas dengan dirinya, bahkan upaya tindakan mengobjekkan atau menidak orang lain adalah tindakan yang bebas, tetapi perlu diperhatikan dengan secara teliti pernyataan Sartre tentang kebebasan manusia, ia mengungkapkan bahwa kebebasan manusia adalah kutukan, artinya hal ini bukanlah hadiah yang bagus atau baik yang didapatkan oleh manusia. Jadi kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia harus disertakan dengan perilaku yang bertanggung jawab.
Ingat kita semua manusia berpotensi menjadi neraka. Menggunakan kebebasan yang kita miliki tanpa disertai dengan rasa tanggung jawab adalah tindakan yang fatal. Apabila kita menyertakan rasa tanggung jawab dalam kebebasan kita, maka kita tidak menjadi neraka. Kita harus mampu mengontrol diri kita, rasa tanggung jawab yang ada di dalam kebebasan sangatlah penting, karena ialah yang mengontrol diri kita. Rasa tanggung yang saya maksudkan di sini bukan sekedar mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan, melainkan mengajak kita untuk berpikir apa yang akan kita lakukan. Jadi rasa tanggung secara implisit berada di awal sebelum bertindak, bukan sesudah. Artinya rasa tanggung jawab dalam hal ini adalah lain kata dari mengontrol diri.
Mengontrol diri, bukan membatasi kebebasan yang kita miliki, tetapi mengontrol diri adalah upaya untuk menghilangkan stereotip tentang potensi menjadi neraka antar sesama. Mengontrol diri adalah upaya untuk tidak menjadi kelebihan dalam hal apa pun, namun dalam hal ini saya memfokuskan pada relasi antar manusia. Jadi mengontrol diri tidak akan menimbulkan konflik antar sesama. Pertanyaannya apabila seseorang menjadi agresif kepada kita atau mengobjekkan kita, apa yang harus kita lakukan? Saya sangat suka dengan trik yang ditawarkan oleh Sartre, yaitu cuek. Hidup kita tidak ditentukan oleh mereka yang mengobjekkan kita. Tidak perlu kita menjadi neraka sama dengan orang yang mengobjekkan kita. kita harus mampu mengontrol diri kita, karena dengan mengontrol diri kita tidak menciptakan konflik maka kita telah menghadirkan surga.
 Catatan: Surga yang saya maksud di sini adalah lawan dari neraka. Jadi kalau neraka ada konflik maka surga tidak ada konflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H