Gara-gara telepon genggam saya mengalami hardbrick, jadi banyak ketinggalan berita. Lagi heboh berita tentang benar tidaknya, Jokowi yang membayar pelobi untuk kunjungan ke Amerika.
Ini link beritanya : Waiting in the White House lobby
Sebagai pengamat politik amatir, saya meragukan keabsahan berita tersebut. Kemenlu Indonesia dan Amerika menolak adanya pelobi pihak ketiga yang dibayar dalam kegiatan kunjungan Jokowi ke Amerika beberapa waktu lalu.
Hal yang menarik adalah, Jokowi selama masa kampanye selalu diidentikkan dengan antek asing. Apakah untuk bertemu dengan juragan mu sendiri kamu harus bayar? Lalu dengan membayar USD 80 ribu dolar, dikasih waktu 80 menit? berarti 1 menit bernilai seribu dolar. Belum lagi biaya penginapan Jokowi dan rombongan di Amerika.
Maka benarlah pribahasa yang mengatakan bahwa teko hanya mengeluarkan isinya. Bisa dikatakan berita ini hanyalah cocokologi belaka. Peristiwa ini bukan hanya merendahkan Indonesia, yang harus bayar ketika mau ketemu sama Amerika, tetapi juga merendahkan Amerika sendiri sebagai tuan rumah, yang selalu dianggap negara kapitalis. Di negara kapitalis, semuanya bayar.
Apakah sebegitu kapitalisnya Amerika sehingga untuk bertemu dengan presidennya saja bayar? dengan harga seribu dolar permenit? dan menginap di Blair House? Anda pasti bercanda bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H