Mohon tunggu...
Ninik Hardianti
Ninik Hardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuliah Itu Tidak Penting

15 Oktober 2023   15:57 Diperbarui: 15 Oktober 2023   16:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai umat Islam yang diwajibkan untuk menuntut ilmu, tentu saja umat Islam terdahulu sudah gencar dalam menuntut ilmu yang bisa saja saat ini kita sebut dengan kuliah, dan masjid adalah tempat umat Islam dalam menuntut ilmu. Ketika sistem kuliah diperkenalkan untuk pertama kalinya, ada seseorang pada masa itu yang berkata, “Kami dengan guru-guru kami terhalang oleh tembok, sehingga kami hanya belajar ilmu-ilmu yang diajarkan di dalam kelas, tapi kami tidak bisa belajar tentang adab guru kami, bagaimana beliau menjalani kehidupan karena terbatasnya pertemuan oleh jam kerja.

Dulu ketika di masjid 24 jam bersama guru kami, kami belajar dengan dia dan kami melihat gerak geriknya.” Begitu curahan hati seorang pemuda muslim yang menganggap bahwa sistem kuliah masa kini mengurangi adab. Dahulu Imam Malik ketika mengisi kajian dengan dihadiri lebih dari lima ribu orang, ketika itu tidak ada speaker dan lainnya, maka orang akan melihat gerak-geriknya Imam Malik, bagaimana ia membuka bukunya, cara duduknya, cara berdirinya dan sebagainya, saking semangatnya orang dahulu menuntut ilmu, walaupun di belakang tetap mendapat pelajaran adab dan moral. 

Pemuda itu melanjutkan, “Dulu kami belajar di masjid duduk di atas tanah, dari situ hati kami menjadi rendah, hati kami jadi mensyukuri, hati kami menjadi tidak sombong. Lalu ketika ada universitas dan kelas, kami diberikan meja dan kusi dan kami dimasukkan ke dalam kelas yang tidak semua orang bisa mengaksesnya sehingga tak jarang kami merasa lebih baik daripada mereka.”

Lalu bagaimana agar kuliah kita menjadi penuh arti, tidak sia-sia dan berkah? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memasuki kuliah. Pertama, tentu saja kita harus mengukuhkan tujuan dan goals karena itu merupakan hal yang sangat penting, “without goal, there is no productivity”. Harus sudah mengetahui apa target dalam jangka waktu sepuluh tahun ke depan tentang bidang apa kira-kira yang ingin digeluti di masa depan. Butuh spesifikasi ilmu dalam hal seperti apa, skill dalam bisang apa, pengalaman dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu projek seperti apa. Kurang lebih hal itu akan memudahkan kita dalam mengambil keputusan, pilihan sikap, termasuk apa yang akan dilakukan selama kuliah. Tujuan itu menjadikan kita lebih hidup, lebih baik dan memiliki motivasi to do something well.

Yang kedua, pastikan memilih jurusan yang tepat, karena waktu kuliah itu lama. Riset mengatakan sebanyak 70% orang mengaku salah jurusan. Sebelum memasuki perkuliahan, sebaiknya dipikirkan matang-matang segala halnya apalagi sekarang ini informasi sudah tidak terbendung. Meskipun jurusan tidak menjamin karir dan kita juga tidak harus bekerja sesuai passion maupun latar belakang keilmuan kita, namun bukankah kita ming-invest waktu, uang, tenaga dan fokus dalam waktu sekitar tiga sampai empat tahun kuliah itu akan jauh lebih baik jika ilmu, pemahaman dan pengalaman itu benar-benar terpakai dalam kehidupan nyata di mana kita akan berkarya dan bekerja. Kita yang seharusnya mengarahkan, bukan kita yang diarahkan lingkungan, kondisi dan situasi.

Yang ketiga adalah networking atau circle pertemanan kita. Orang-orang yang dekat dengan kita adalah suatu hal yang penting, sayangnya sering kali kita berteman apa adanya, bukan pertemanan yang berkualitas ada ada sesuatu yang bisa mengembangkan diri kita dalam pertemanan itu. jadi membangun jejaring sosial dan bergaul dengan orang-orang positif itu penting dalam membentuk karakter. Ini juga masih menjadi hal yang sulit untuk saya lakukan mengingat kepribadian saya yang sulit bergaul, setidaknya kita harus mempunyai circle yang memberi pengaruh positif.

 Keempat, kuliah itu harus juga diimbangi dengan membangun skill, kuliah tinggi itu tak menjamin kesuksesan, namun when we have skills, we acknowledge our skills, we could create something. Power ada di tangan kita, jadi kuliah itu bukan menciptakan robot-robot yang dengan ijazahnya berbondong-bondong melamar kerja. Hal itu mungkin realitas yang tidak bisa dipungkiri, tapi faktanya dunia terus berubah, dan mereka yang punya skill sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh zamannya akan menciptakan kesempatan bukan sekedar menunggu.

Kelima, kita hidup di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat bahkan besar-besaran, era di mana kecanggihan teknologi terus terjadi dan mengikuti perkembangan teknologi adalah hal yang penting. Mereka yang bertahan adalah mereka yang bersiap, besiap dengan skill, mental, pengalaman, pengetahuan dan pengendalian ego. Kita difasilitasi dengan banyaknya informasi untuk dibaca. Maka terus membaca dan up to date adalah hal yang sangat diperlukan.

Hal ini juga untuk mereka yang merasa salah jurusan dan kehilangan semangat belajar namun tak mempunyai cukup biaya maupun peluang untuk memulai semuanya dari awal. Lebih baik lanjutkan apa yang sedang dijalani sekarang, pikirkan lagi bagaimana kita harus bersyukur dapat duduk di bangku kuliah, cintai pelajaran yang tengah dipelajari sekarang dengan membayangkan keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan kelak. pasti ada hikmah yang tidak kita ketahui, tidak ada yang sia-sia di dunia ini, tidak ada jerih payah yang tidak diperhitungkan, tetap semangat dan jangan pernah putus dalam berdoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun