Apa itu neurosains kognitif?
Bagaimana peran neurosains kognitif pada aspek kehidupan?
Neurosains kognitif. Istilah ini tentu tidak asing. Khususnya bagi kita para mahasiswa psikologi yang sudah menempuh biopsikologi dan psikologi faal. Sedang mencoba mengingat? Saat anda mengingat anda sejatinya sedang terlibat dalam proses neurosains kognitif yang akan kita bahas secara singkat ini. Tugas dari ilmu neurosains kognitif adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudur pandang aktivitas yang terjadi dalam otak. Kok bisa yah, otak kita yang tersusun dari jutaan sel-sel saraf individual mampu menghasilkan perilaku dan bagaimana sel-sel ini kemudian mampu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan? Sungguh sebuah kajian yang sayang untuk dilewatkan :)
Saat anda menelusuri psikologi kognitif anda akan dapati sebuah pintu besar. Sebuah gerbang masuk menuju era kognitif. Dimana sebelumnya anda sudah melalui jalanan panjang berliku seputar pengertian, sejarah dan ruang lingkup psikologi kognitif. Gerbang besar itu bisa kita sebut neurosains kognitif.
Apa sih neurosains kognitif itu? Kalau anda ingin tahu yuk kita masuk ke dalam gerbang itu.
Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik mengenai pikiran tepatnyaotak (sistem saraf) dan tubuh. Komunitas pengkaji neurosains hadir pada tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah dilakukan sejak lama. Jaringan neuron yang rumit dalam otak manusia, yang saling berhubungan satu sama lain, adalah sirkuit berliku yang kini tengah dijelajahi manusia. Beberapa hal yang menjadi pokok bahasan neurosains meliputi, struktur, fungsi, sejarah evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, neurofisiologi, farmakologi, informatika, komputasi neurosains dan patologi dari sistem saraf, Kelihatan biologis banget yah. Namun pada era ini sudah banyak kerjasama penelitian antar bidang ilmu lain dalam kerangka neurosains, seperti ranah psikologi-neuro dan kognitif, ilmu computer, statistic, dan kedokteran.
Neurosains memberikan warna dalam kajiannya diantaranya, sebagai berikut:
Mind-Body Issue
Yaitu isi tubuh-pikiran. Beberapa ahli filsuf ada yang berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang nyata adalah dunia pikiran, sedangkan filsuf yang lain berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang nyata adalah dunia fisik. Walaupun begitu kita sekarang tahu bahwa segala sesuatu yang bersifat psikologis (pikiran) mampu menimbulkan dampak pada sistem neurologis (tubuh). Sehingga, disimpulkan tubuh-pikiran saling terkoneksi dan eksis bersama. Dipercaya bahwa perubahan aktivitas neuron mengakibatkan perubahan pikiran, sedangkan struktur anatomis dasa dari otak itu sendiri, tentu saja tetap/stabil. Karena, pemrosesan yang terjadi di otaklah (pikiran) yang berlangsung secara dinamis.
Central Nervous System
Unsur dasar pembentuk sistem saraf pusat adalah neuron, sebuah sel khusus yang mengirimkan informasi sepanjang sistem saraf. Otak manusia tersusun dari massa neuron-neuron yang sangat padat. Para ahli memprediksi lebih dari 100 miliar jumlah neuron dalam otak kita. Wow amazing. Dimana setiap neuron mampu menerima dan mengirimkan rangsangan/impuls neural ke ribuan neuron lain.
Terdapat empat bagian utama dalam neuron :
1.Dendrit, yang menerima impuls neural dari neuron lain.
2.Tubuh sel, yang bertanggung jawab menjaga kondisi dasar neuron karenanya ia menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organik.
3.Akson, yakni sebuah jalur panjang berbentuk tabung, yang menghubungkan tubuh sel dengan sel-sel lain melalui semacam persimpangan yang disebut sinapsis.
4.Akson berakhir di terminal prasinaptik. Terminal-terminal ini terletak dekat permukaan dendrit pada neuron lain.
Pengetahuan manusia diyakini oleh para ahli disandikan dalam sebuah pola; jadi tidak disimpan dalam satu neuron saja. Beberapa ahli meyakini bahwa proses kognisi manusia berlangsung di pola-pola besar aktivitas neural yang terdistribusi di seluruh otak, yang berfungsi secara parallel, dan beroperasi melalui koneksi esitatoris, dan inhibitoris, atau “Switches”.
Brain Anatomy
Otak manusia terbagi menjadi dua struktur sejenis, yakni hemisfer serebral kiri dan kanan. Kedua hemisfer ini diselubungi oleh lapisan korteks serebral, yakni sejenis material tipis dan basah, berwarna abu-abu, yang dipadati oleh tubuh-tubuh sel neuron dan akson-akson pendek yang tidak terselubung myelin.
Banyak sekali sumbangsi neurosains kognitif pada aspek kehidupan. Perlu teman-teman ketahui neurology dan psikiater merupakan bidang khusus kedokteran yang secara spesifik mempelajari penyakit pada sistem saraf dimana dalam riset-risetnya banyak dipengaruhi oleh neurosains kogntif. Istilah ini merujuk pada disiplin klinik yang menyangkut diagnose dan perawatan dari penyakit ini. Neurologi berkaitan dengan penyakit dari sistem saraf pusat dan peripheral seperti ALS (Amytrophic Lateral Sclerosis) dan stroke, sedangkan Psikiater fokus pada penyakit mental. Batasan antara keduanya semakin kabur hingga saat ini dan dokter spesialis salah satunya sering mendapatkan pelatihan keduanya.
Kemudian dalam bidang pendidikan neurosains kognitif yang berfokus pada fungsi-fungsi otak yang mendasari pembentukan pengalaman kognitif. Lingkup studi kognitif seperti persepsi, memori, dan berpikir akan sangat bersentuhan dengan bidang pendidikan. Cara otak dalam menangkap informasi, kemudian prinsip kerja otak dalam mengingat informasi, akan sangat berguna bagi pendidikan.
Sebenarnya terdapat 3 gerbang lainnya yaitu, teori pemrosesan informasi, ilmu computer dan psikologi evolusioner. Pemrosesan informasi ini lazimnya dihubungkan denganperistiwa yang terjadi menurut kronological waktu. Dimana dalam kajiannya akan membahas banyak seputar memori. Terdapat 3 konsep memori yang akan dikaji diantaranya, memori Sensorik, jangka pendek, dan jangka pendek. Kemudian, ilmu computer. Generasi computer modern berusaha menyusun suatu jenis computer yang terstruktur & memiliki kinerja seperti otak manusia. David Rumelhart dan James Mc Clelland membakukan model PDP yang didasarkan pada jaringan neural manusia. PDP (parallel distributed processing) pemrosesan parallel terdistribusi model kognisi dengan asumsi dasar bahwa informasi diproses dalam cara serupadengan pemrosesan di jaringan neurologis. Adanya jaringan mengindikasikan bahwa pemrosesan neural berlangsung bersamaan, di area yang berbeda-beda dengan koneksi yang diperkuat atau dperlemah. Kemudian untuk psikologi revolusioner, menyatakan bahwa terdapat atribut-atribut kognitif manusia yang sifatnya universal, dan umum yang tersebar luas ini adalah hasil evolusi pada mekanisme psikologis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H