Mohon tunggu...
Wrenges Widyastuti
Wrenges Widyastuti Mohon Tunggu... profesional -

ingin bisa terus menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

ABCD Stania84 Goes to Oz: Aussie Bukan Cuma DFO

25 Januari 2018   22:32 Diperbarui: 27 Januari 2018   00:21 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mama nih beneran ke Ostrali? Kok ngga ada foto sama kanguru atau koala?" canda putra temanku di pesan whatsapp. Aku jadi merasa diingatkan, dalam tiga hari di Sydney kami belum banyak mengunjungi tempat wisata. Atau paling tidak menurut ukuran putra teman kami itu, ia tak banyak melihat ibundanya berfoto di ikon kota.

Hari pertama kami setelah 'bete' menunggu masuk kamar diisi dengan berjalan lebih 15 ribu langkah dari penginapan ke ujung teluk Sydney. Cerita tentang tempat itu kami dengar dari beberapa teman yang pernah berkunjung kesana. Pula, tampak di peta lokasi itu hanya berjarak sekitar 3km dari penginapan kami.

Keluar dari hotel kami sangat bersemangat mengayun kaki, bercanda sambil sesekali mengambil gambar. Waktu yang cepat beranjak ke senja mengiringi keriangan kami. Di dekat Kathedral Saint Mary kami bergantian berpose di dermaga kayu dan air mancur Cook Philip Park Pool. Menara-menara gereja tua itu pun tak luput menjadi latar apik foto kami.

Sayang saat hari makan gelap dan titik kursi sang nyonya gubernur belum juga tampak, kami mulai ragu. Jarak yang tampak dekat di peta, ternyata berbeda saat dilakoni. Meski tak ada yang mengeluh walau telapak kaki melepuh, suasana yang makin temaram memperlambat langkah rombongan kami. Hanya ada satu dua mobil melintas, juga sesekali orang menyeberang. Rombongan yang semula berjalan bersama mulai terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Jarak antar kelompok pun semakin menjauh. Candaan pun mulai berkurang.

Akhirnyaaa.... setelah beberapa teman sempat berhenti untuk memlester lepuhan di kaki, dari GPS di layar HP terlihat bahwa lokasi tujuan kami tinggal berjarak puluhan meter lagi. Ada apa sebenarnya disana hingga kami rela berpayah- payah sejauh itu?

Konon, Elizabeth, isteri  Lachlan Macquire Gubernur New South Wales tahun 1810-1821 sangat suka berjalan kaki di sekitar pelabuhan Sydney. Di tempat favoritnya untuk beristirahat, ia biasa duduk sambil memandang kapal-kapal berlalu lalang. Malam itu dari Mrs. Macquire's chair kami memang tak bisa melihat jelas kapal yang lewat. Namun persis seperti cerita yang kami baca, bangunan Sydney Opera House tampak sangat menawan dari kejauhan. Segera kami beraksi di depan kamera. Cahaya terbatas tak menyurutkan niat kami. Pantang pulang sebelum pose direkam!

Selain penanda kota paling populer yaitu Sydney Bridge dan Opera House yang malam itu hanya kami lihat dari seberang teluk, ada banyak tempat cantik lain di Sydney. The 'Rum' Hospital misalnya, adalah sisa bangunan rumah sakit pertama di Australia. Dinamakan 'rum' karena dibangun dari dana para pedagang sebagai imbalan diberikannya diskon bea impor minuman keras. Ada juga Sydney Tower setinggi 309 meter yang dikatakan sebagai tempat untuk melihat fajar dan senja pertama kali di Sydney setiap harinya. Ada juga bangunan- bangunan indah seperti Town Hall dan Queen Victoria Building (lihat catatan sebelumnya - ABCD A Bunch of Colourful Dresses).

Sydney juga punya banyak museum. Australian National Museum, Power House Museum, Hyde Park Barracks adalah beberapa diantaranya. Tak ketinggalan kota ini juga memiliki museum Madamme Tussaud. Sayang semuanya tak sempat kami sambangi. Di Sydney ada banyak taman menarik, sayangnya tak cukup pula waktu untuk berfoto disanaDi hari terakhir sebelum kembali ke Jakarta sempat terbersit rencana untuk mengunjungi kebun binatang. Tapi cuaca yang terasa panas membuat hari berlalu cepat. Kami hanya bisa memuaskan diri memotret dari dekat Opera House setelah berkeliling kebun raya dengan kereta mini. Mungkin kami memang perlu menjadwal kunjungan ulang, untuk dapat melihat tempat-tempat menarik tadi, juga agar dapat berfoto dengan koala dan kanguru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun