Pesatnya perubahan akibat Teknologi Digital saat ini mengundang tanya tanya besar bagi pelaku industri mulai dari Transportasi, Jasa, Retail, Keuangan dan Pemerintah. Di Indonesia, perubahan pola hidup dan bisnis akibat teknologi digital (Digital Disruption) mulai terlihat jelas. Bidang yang langsung merasakan pengaruh tersebut mulai melakukan perubahan model bisnsi kearah fully digital dan otomatisasi.
Menurut majalah Forbes, beberapa teknologi yang akan menyebabkan disrupsi digital adalah Intelligent Agents,Augmented and Virtual Reality, Internet of Thing,Cognitive Technology danHybrid Wireless Technologies.. Disrupsi Digital ini akan membawa perubahan besar pada setiap aspek kehidupan Istilah Globalisasi 2.0 sangat erat kaitannya akan kuatnya pengaruh teknologi digital pada proses ekonomi, politik, sosial dan bidang kehidupan lainnya.
Mengapa Indonesia harus memulai era 2.0 ?
Saat ini jumlah pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai lebih dari 40% dari total penduduk Indonesia yakni sekitar 132 Juta user (data dari https://www.statista.com, 29 November 2017). Menjadikan Indonesia masuk di 5 besar pengguna internet terbesar di dunia. Diprediksi user di Indonesia akan semakin tumbuh pada tahun 2020. Besarnya jumlah pengguna aktif yini dianggap seksi dan sangat potensial.
Jika kita melihat realitas di lapangan, beberapa bidang telah mengalami proses disrupsi digital antara lain: bidang transportasi, retail, jasa, dan keuangan. Kuatnya pengaruh teknologi pada bisa tersebut zmenunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah siap dengan perubahan dan inovasi.
Ditahun berikutnya Teknologi Digital akan semakin memainkan peran penting di Indonesia, Perubahan pola di bidang transportasi, retail dan keuangan saat ini hanyalah awal dari Digital Disruption yang akan mengubah banyak aspek kehidupan manusia di masa depan.
Digital Economy
Menurut riset Garther (https://www.gartner.com) perubahan pola kearah aktifitas online ini sangat dipengaruhi oleh tinggi penggunaan mobile device seperti smartphone dan tablet. Aktifitas online pada tahun 2018 lebih dari 50% akan menggunakan perangkat bergerak.
Di Indonesia kehadiran aplikasi transportasi online Go-Jek, Uber, Grab akan mengubah pola bisnis transportasi massal. Perusahaan Teknologi ini bekerja dengan konsep online agent dimana user dan driver dapat menggunakan layanan setelah terdaftar pada aplikasi tersebut. Teknologi ini dianggap lebih efisien, fair dan mudah.
Selain bidang retail, kehadiran online shop yang berbentuk marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, dll menjadi sebuah tempat yang mudah dan praktis bagi siapapun untuk melakukan transaksi barang. Model marketplace B2C (Business to Customer) ini dianggap memberikan pengalaman belanja yang berbeda, aman, dan mudah. Pertumbuhan transaksi e-commerce Indonesia diprediksi semakin meningkat hingga 2022 mencapai USD16 Miliyar.