Â
 Â
Deru suara pasukan kerajaan memecah heningnya Malam, Ada sekitar tujuhratus pasukan berkuda mendatangi sebuah kediaman yang sangat sederhana, kediaman tersebut adalah tempat bernaung patih yang sangat di segani para prajuritnya. Patih yang di pundaknya tersemat lencana perjuangan dan pengabdian, sang patih yang sudah bergelar Yang Maha Mulia Terhormat. Sang patih yang selalu memberikan pertolongan kepada Raja Dan Rakyatnya.' Sang patih yang di kenal dengan kejujuranya.'
Sementara Sang patih mengetahui Dari sudut pertapaanya jika di halaman kediaman Ada banyak sekali pasukan berkuda lengkap dengan senjata, dengan mata terpejam Maha patih tetap terdiam di atas Batu besar tempat bersila.
Sedang di halaman terlihat dua punggawa terdiam Dan saling berpandangan dan sesekali menatap gelapnya Malam. Sangat jelas terjadi kebimbangan pada diri kedua punggawa itu, Mereka tidak tahu Akan berbuat apa dan harus mengawali dengan cara apa. Sungguh keadaan yang membingungkan.'
Kalian tunggu sebentar, saya sedang menyelesaikan pertapaan'ku." Terdengar lirih suara itu di kedua telinga punggawa tersebut,'
Kisanak.' Kau mendengar suara itu,?
Iya kanda prabu.' Saya mendengar.' Itu adalah suara Maha patih.' Ada baiknya kita bersabar dan menunggu beliau menyelesaikan pertapaanya .
Sementara dalam benak kedua punggawa itu menambah kebimbangan di iringi perasaan cemas Dan takut." Mereka menyadari Akan menghadap patih yang sangat sakti Dan sangat bersahaja. Konon limapuluh tahun silam sebelum kedua punggawa itu di lahirkan, pernah terjadi huru hara pemberontakan, ya ' pemberontakan yang berlangsung Selama Lima hari Lima Malam.
Di kala itu sang patih masih berusia Tigapuluh tahun, menumpas habis tiga puluh ribu pasukan pemberontak, tanpa menyisakan satupun, yang lebih mencengankan karna patih seorang diri dalam penumpasan tersebut.
jelas sang patih membuat Raja terpesona. Hingga Raja menjadikanya pengawal kerajaan utama Dan merangkap pengawalan Diri Raja. Kabar kabar berita itulah yang membuat patih sangat tersohor Dan di hormati. Kabar kabar itulah yang membuat Rakyat Dan seluruh prajurit menyegani sang patih. Jika patih keluar dengan kereta kencana Dan mengelilingi negri. Semua kepala tertunduk, tiada seorangpun yang berani mendongak atau melihatnya." Sungguh patih yang sangat kharismatik.
kedua punggawa Dan tujuhratus pasukan kerajaan masih terdiam di halaman. Hanya berteman derik jangkrik dan sahutan burung burung Malam. Tiada satu kata pun yang berani terucap dari mulut para prajurit, diam.. diam dan diam.