Mohon tunggu...
Alex Anggara
Alex Anggara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berjalan ke atas, PASTI!! @Winwibisma

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Pilpres, Bukan....

12 Mei 2014   03:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wah nggak kerasa udah mau pertengahan 2014 aja nih. Cepet banget ya. Iya. Nggak kerasa juga kalo mau pilpres. Hahahaha. Maklum, pemilih pemula nih, jadi antusias sekali kalo sama pilpres. Ya semoga aja sampe tua juga antusias. Masa negara sendiri punya ‘Gawe’ (Hajatan) kok nggak disuksesin? Heuheu Dari sekitar setahun yang lalu kayaknya banyak yang diisukan jadi capres. Mulai dari sosok setenar jokowi dan Prabowo smpai yang nggak setenar itu (irman gusma dll). Banyak juga kejutan yang lain kayak Anies Baswedan (Akademisi) sampe Rhoma Irama (Pekerja Musik). Tapi lambat laun mulai mengerucut dari ke-banyak nama diatas yaitu Jokowi dan Prabowo.

Keduanya termasuk sengit dalam bursa pencalonan presiden kali ini. Tak jarang saling berbalas sindir. Bukan capresnya, tapi pendukungnya. Iya. Pendukung mereka berdua biasanya terlibat adu argumen yang sengit. Tak percaya? Tengoklah kompasiana, kaskus, bahkan sampai sosial media macam twitter dan facebook. Sebenarnya agak risih juga sama kayak gituan. Kayak nggak ada topik lain yang diperdebatkan aja. Tiap browsing tentang politik, keluarnya ya itu-itu aja. Dan dengan debat yang sama dari situs ke situs. Risih. Jijik. Jenuh. Mungkin ini yang membuat antusiasme Masyarakat tentang pemilu jadi turun dan terus turun. Saya jadi bingung. Bukankah tujuan awal pilpres adalah mencari Presiden (Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan) yang tepat untuk Indonesia? Tapi melihat fakta yang ada (dari forum2 di Internet), belum sampai pilpres kok seperti sudah pecah saja bangsa ini? Ya paling tidak antara dua pendukung tadi sudah tidak terlihat akur lagi. Apa tujuan pemilu sudah berubah? Menjadi ajang perpecahan bangsa? Naudzubillah... Dimana pun yang namanya debat kusir itu tak pernah berakhir. Yaiyalah. Yang satu ngomongin A yang satu ngomongin B. Dan pandangan masing-masing individu itu berbeda. Udahlah terima aja. Nggak ada manusia yang sempurna. Pasti ada cacatnya. Apalagi yang didebatkan itu dari aspek yang berbeda. Hadeuh. Jokowi itu bukan dewa yang pasti benar dan bisa membenarkan. Begitu pula dengan Prabowo yang belum tentu garang dan gahar seperti yang dijanjikan. Tapi yang terjadi disini malah para pendukung Jokowi dan Prabowo men-Dewa-kan mereka. Saya yakin sekarang kalau berhala itu tidak hanya ada di jaman Nabi, tapi jaman modern ini juga ada berhala dalam bentuk manusia Macam Jokowi dan Prabowo. Lalu siapa yang salah? Hahaha Sudahlah, fanatisme itu candu bahkan melebihi candunya agama. Kepedulian terhadap bangsa bukan hanya diukur dari keikutsertaan pemilu/pilpres kok. Berbuatlah yang terbaik untuk dirimu dan sekitarmu. Percuma Presidennya bagus kalo rakyatnya nggak berbuat apa-apa. Mari bangun negara dari mulai dari arus bawah/ individu masing-masing. Bukankah pohon yang besar dan kokoh memiliki akar yang kuat? Selamat Malam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun