Mohon tunggu...
Mardigu Wowiek Prasantyo
Mardigu Wowiek Prasantyo Mohon Tunggu... -

Pembisnis Diehard Enterpeuner, Amateur writer, Psychology antusias, Pakar mikroexpresi, Pengamat Intelegent, Pengamat Terorisme.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

“Mempelajari tentang Strategi Menjadi Miliuner Adalah Hal yang Mudah, Membuatnya Menjadi Kebiasaan Adalah Hal yang Sulit”

5 Februari 2016   14:54 Diperbarui: 5 Februari 2016   15:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari minggu adalah hari rutin saya berolah raga. Minggu pagi biasa sudah mangkal di car free day. Dan biasa di temani anak-anak sambil mereka bermain roller blade.

Rutinitas selanjutnya adalah tidur lagi sehabis olah raga. Maka ketika jam 11 ada tamu ya hadir saya masih dalam kondisi berantakan, karena baru bangun tidur. Atau istilah kerennya “take a nap”.

Asalamu’alaikum..suara yang tidak saya kenal sehingga dalam hati setelah memberikan jawaban balasan saya bertanya siapa ya kira-kira?.

Apa kabar pak? Baru bangun ya..hahaha, maaf nih nganggu. Kebetulan lewat dan sekalian silaturahmi ke bapak m khan mau puasa. Saya yang masih “lelungu” hanya bisa tersenyum sambil mencari data base di otak, ini siapa ya?

Wajah saya yang lagi jelek karena baru bangun di tambah mikir pastinya terbaca olehnya, saya taufan pak. Tahun lalu saya 3 kali kerumah ini. Malah saya ingat yang ke dua bapak malah ceramahin saya plus marahin saya.

Hahaha..saya tertawa, namun data base otak saya ternyata masih juga bertanya, yang mana ya? Orang datang kerumah saya omelin kayaknya ngak cuma satu, yang cengengesan begini juga ngak cuma satu. Melihat saya basa-basi dan terus mencari rekaman memori dengan siapa di depan saya. Taufan itu menjelaskan, saya ini yang jual alat penyedot debu itu loh pak?!

Nah, baru setelah kalimat ini saya lamat-lamat keingetan.

Olah, mas..apa kabar? Dalam hati masih bertanya, oh nama dia taufan toh.

Kabar baik pak, sebelumnya saya juga mau mengucapkan terima kasih pak atas omelan bapak. Sekarang saya jadi kayak begini. Saya masih setengah ngak nyambung.

Melihat alis saya kusut saling mengikat sepereti tali sepatu kayaknya dia memilih menjelaskan dirinya kepada saya. itu pak tahun lalu saya kan kesini tapi penampilan saya belum seperti ini. Masih anak baru tamat kuliah, baru 6 bulan menjadi sales. Masih semangat semangatnya, lalu bapak ngak mau beli dari saya karena saya kurang menyakinkan. Lalu bapak ceramahin saya. apa lagi waktu pertemuan kedua. Dan setahun lebih setelah saat itu, saya jadi begini pak. Bagaimana kerenkan, rapih, klimis, wangi, mobil baru milik sendiri pak. Walau nyicil.

Aahh..baru keinget saya. banyak yang membuat saya sulit mememori seseorang karena perubahan yang di tampilkan. Saya ingat dulu kerempeng, walau baju rapih namun gayanya kaku. Ngomongnya teks book., ngak ada ruhnya. Lempeng saja. Intonasinya ada pada saat menekan calon pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun