Kalau salah seorang yang membuat Tcash  bertemu dengan anda, apa yang anda mau tanyakan? Anda  kenal dengan produk telkomsel tersebut bukan, Tcash? Salah satu alat bayar yang cukup mendapat respond positif di pasar.Â
Sebelum penjelasan lebih jauh mengenai alat bayar, izinkan anda memperhatikan informasi ini.  Kalau anda memiliki 4 juta nasabah atau pelanggan bisa di katakan anda sama dengan panin bank. Kalau anda memiliki 8 juta nasabah, bisa di katakan anda sama dengan bank niaga, atau kalau anda memiliki 20 juta nasabah/pelanggan sejajar BNI kalau anda memiliki 50 juta anda sejajar BRI. Kalau anda memiliki 150 juta pelanggan/nasabah sejajar dengan  apa?
 HSBC? Citibank regional asean? Iya benar..dan telkomsel memiliki klien base sedemikian besar juga. Telkomsel anak PT Telkom ini memang memegang jumlah pelanggan terbanyak di Indonesia. 150 juta. Sehingga tidak heran kalau  Tcash termasuk barang yang di hormati dan memiliki growth yang baik di masa depan. Karena klien base yang besar ini.
 Nah sekarang masuk ke topic pembahasan. Salah satu sahabat saya adalah orang yang bergelut dan melahirkan di Tcash ini dan dia tidak di telkomsel lagi. Dia ada di industry lain. Namun memegang hal yang sama nantinya. Dan menurut saya, ini akan lebih ngeri lagi.Â
 Sahabat saya ini orangnya sangat luar biasa cara berfikir dan prestasinya. Dimana kemampuan dirinya dalam bidang pemasaran, telco dan keuangan. Akan dia masukan kebisnis yang menjadi platform bisnis masa akan datang.
 Sahabat pasti tahu, dalam dunia keuangan di Indonesia di setiap level sudah ada rajanya. Dari kelas multinasional bank, kelas 1000 triliun ada rajanya yaitu bank Mandiri, kelas 100 triliun rajanya bank Niaga, kelas 10 triliun, kelas 1 triliun, kelas 100 milyar, kelas 10 milyar , bak pasar semua sudah ada rajanya, semua berdesakan kompetisinya saling sikut untuk jadi raja di kelas masing-masing.
Jika anda sebagai  lembaga keuangan baru, mana yang mau anda  target marketnya? . Dari bank besar sampaii bank pasar di ujungkampung, semua sudah terbentuk anatomi  pasarnya dan sudah ada rajanya.
 Saya pikir kepindahan teman saya dari telco ke banking membuat saya harus belajar ulang lagi jurus bisnis. Saya tahu tidak mudah, ini sangat ambisius. Dia mau apa? itu penasaran banget saya. Bank nya pasti mempunyai taktik perang sendiri. Pertanyaan berikutnya dari saya adalah  pasar mana yang mau dia ambil?
Ketika saya tanya, kang mas…mau kemana anda? Yang dia tanya balik..mas wowiek kapan terakhir ke bank. Dalam arti fisik datang ke kantor cabang, saya bilang, kemarin! Ke atm. Ooh itu ngak ke itung. Ke bank, ke CS atau ke kasir atau ketemu petugas bank buka rekening minta kredit dan lain sebagainya.
Saya menjawab, wah sudah lama ngak.
Lalu dia menjelaskan. Nanti makin lama makin jarang orang datang ke bank,  dalam waktu 5 tahun kedepan hingga seterusnya, bahkan  bisa tidak lagi datang ke bank. Semua digital. Seperti halnya di amerika, eropa bank mulai menutup 300-500 cabangnya setiap tahun dalam 3 tahun terakhir.  Dan dalam 10 tahun kedepan bank-bank akan menutup 70% cabangnya juga akan memangkas pegawai bank hingga 50% dari jumlah sekarang.